Kamis, 27 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Aceh Dikepung Banjir, Simeulue Diguncang Gempa 6,5 M

Kamis, 27 November 2025
A A
Kondisi banjir di Aceh yang belum surut hingga 27 November 2025. Foto BPBA Aceh.

Kondisi banjir di Aceh yang belum surut hingga 27 November 2025. Foto BPBA Aceh.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Hujan yang mengguyur Provinsi Aceh sejak 19 November 2025 dan belum surut hingga 27 November 2025 membuat sejumlah wilayah di provinsi paling ujung barat itu dilanda banjir hingga hari ini. Akses Aceh-Medan, Sumatra Utara, akses komunikasi, juga akses listrik terputus. Dalam waktu hampir bersamaan, pulau kecil di Aceh, yakni Simeuleu diguncang gempa hari ini.

Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem menetapkan keputusan Gubernur Aceh tentang penetapan status keadaan tanggap darurat bencana hidrometeorologi di Aceh tahun 2025 usai menggelar rapat paripurna di DPR Aceh, Kamis, 27 November 2025. Status tanggap darurat bencana itu berlangsung selama 14 hari terhitung sejak 28 November sampai 11 Desember 2025.

“Pemerintah Aceh melalui SKPA terkait telah memberikan bantuan dalam penanganan bencana tersebut,” kata Mualem.

Kota Lhokseumawe

Berdasarkan data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kejadian pertama banjir melanda Kota Lhokseumawe setelah hujan berintensitas tinggi terus-menerus mengguyur wilayah tersebut sejak Senin, 24 November 2025 sekitar pukul 04.35 WIB. Curah hujan yang berlangsung lama menyebabkan debit air meningkat signifikan, sehingga sejumlah kawasan pemukiman terendam banjir. Genangan air dilaporkan merata di empat kecamatan, mencakup total 43 gampong.

Wilayah terdampak banjir paling luas di Kecamatan Banda Sakti. Meliputi gampong Tumpok Teungoh, Simpang Empat, Lhokseumawe, Pusong Baru, Kampung Jawa Baru, Banda Masem, Hagu Barat Laut, Hagu Selatan, Hagu Teungoh, Kampung Jawa Lama, Keude Aceh, Kuta Blang, Lancang Garam, Mon Geudong, Pusong Lama, Ujong Blang, Ulee Jalan, hingga Uteun Bayi turut terendam.

Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Blang Mangat yang mencakup wilayah Mesjid Punteut, Blang Punteut, Kumbang Punteut, Rayeuk Kareung, Asan Kareung, Mane Kareung, Blang Buloh, Blang Weu Baroh, Alue Lim, Baloi, Blang Cut, dan Blang Teue.

Baca juga: Siklon Tropis 95B Jadi Siklon Tropis Senyar, Siaga Cuaca Ekstrem di Aceh dan Sumatra Utara

Sementara Kecamatan Muara Dua dan Muara Satu juga tidak luput dari dampak banjir, dengan sejumlah gampong seperti Panggoi, Paya Bili, Uteun Kot, Gampong, Blang Poroh, Mns Mee, Cot Girek, Paya Punteut, Mns Alue, Mns Mesjid, Padang, Cot Tring, Paloh Dayah, Ujong Pacu, dan Blang Pulo yang turut terendam air.

Hingga saat ini, sekitar 100 kepala keluarga mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Data tersebut masih dalam proses pendataan karena beberapa wilayah belum sepenuhnya terjangkau petugas. Kerugian materil akibat banjir pun belum dapat dipastikan secara menyeluruh mengingat kondisi air yang belum surut menghambat pendataan di lapangan.

Sebagai langkah tanggap darurat, BPBD Kota Lhokseumawe melakukan kaji cepat untuk mengidentifikasi kebutuhan mendesak dan dampak kerusakan. Koordinasi lintas sektor dengan instansi terkait telah dilakukan untuk mempercepat penanganan. Selain itu, posko siaga bencana didirikan di sejumlah titik strategis, lengkap dengan dapur umum yang menyediakan kebutuhan dasar bagi warga terdampak.

“Meski upaya penanganan terus dilakukan, laporan terkini banjir masih belum surut,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari dalam rilis tertulis, Kamis, 27 November 2025.

Baca juga: Banjir Bandang dan Longsor Sumatra Utara, Akses ke Tapanuli Tengah dan Sibolga Terisolisir

Kabupaten Aceh Barat

Banjir di Aceh Barat dipicu hujan berintensitas tinggi yang mengguyur kawasan setempat. Peningkatan debit air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Woyla dan Meureubo membuat aliran sungai meluap, Rabu, 26 November 2025, sekitar pukul 10.00 WIB. Permukiman di empat kecamatan dan 16 gampong terendam luapan air Sungai.

Wilayah terdampak tersebar di Kecamatan Sungai Mas, meliputi Gampong Kajeng, Geudong, Lancong, Tungkop, Leubok Beutong, Gleng, Gunong Buloh, dan Gaseu. Kecamatan Arongan Lambalek, terutama di Gampong Teupin Peuraho. Kondisi serupa terjadi di Kecamatan Woyla Timur meliputi Gampong Seuradeuk, Pasi Ara, Rambong, dan Baro. Sementara Kecamatan Pante Ceureumen dilaporkan terdampak di Gampong Canggai, Keutambang, serta Seumantok.

Dampak langsung banjir dirasakan sedikitnya 183 kepala keluarga dan sekitar 33 KK mengungsi ke wilayah lebih aman. Selain merendam permukiman, banjir juga mengakibatkan kerusakan material, berupa 183 unit rumah terendam, 1 unit kantor camat terdampak, sedikitnya 2 akses jalan tidak berfungsi normal. Upaya pendataan masih terus dilakukan karena beberapa lokasi belum dapat dijangkau secara optimal.

Langkah penanganan awal, BPBD Aceh Barat menjalin koordinasi dengan instansi terkait serta pihak kecamatan dan desa untuk mempercepat proses pendataan, pemantauan, dan penanganan. Tim BPBD juga dikerahkan ke Kecamatan Sungai Mas menggunakan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang masih terisolasi banjir. Selain itu, dapur umum didirikan bersama masyarakat di Gampong Geudong dan Gampong Tungkop untuk memenuhi kebutuhan logistik para pengungsi dan warga terdampak.

Baca juga: Sanitasi Buruk di Indragiri Hulu, Ratusan Warga ISPA hingga Lima Anak Meninggal Terjangkit Flu Babi

Penanganan bencana ini berlangsung dalam kerangka status siaga bencana hidrometeorologi yang telah ditetapkan melalui Keputusan Bupati Aceh Barat Nomor 98 Tahun 2025. Status tersebut berlaku selama 120 hari mulai 12 September hingga 31 Desember 2025, sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana yang meningkat akibat cuaca ekstrem.

Laporan terkini, DAS Krueng Woyla dan Meureubo masih mengalami peningkatan debit air. Akses dari Gampong Seumantok menuju kecamatan terputus, sementara jalur menuju Pasi Ara masih terendam banjir. Beberapa warga telah mengungsi ke Gampong Kubu Capang. Ketinggian air di Kecamatan Sungai Mas rata-rata mencapai sekitar 130 cm, meskipun variasi ketinggian terjadi antar gampong. Sementara kawasan sekitar Kecamatan Woyla Timur mencatat ketinggian air mendekati satu meter.

Kabupaten Aceh Utara

Hingga saat ini, Kabupaten Aceh Utara belum menunjukkan tanda-tanda surut. Kondisi di lapangan masih sangat terbatas, ditandai terputusnya jaringan komunikasi, padamnya aliran listrik PLN, serta lumpuhnya layanan kantor pemerintahan. Situasi ini berdampak pada lambatnya proses pendataan dan penanganan darurat.

Peristiwa banjir dipicu hujan berintensitas sedang hingga lebat sejak 20 November 2025, menyusul hujan yang mulai turun merata sejak 19 November 2025. Curah hujan yang berlangsung selama 3–10 jam menyebabkan peningkatan volume air permukaan. Kondisi tersebut diperburuk sistem drainase yang tersumbat, kapasitas saluran yang tidak memadai, serta limpasan air dari kawasan perbukitan, sehingga menggenangi permukiman penduduk, fasilitas umum, tambak, lahan pertanian, dan akses jalan.

Baca juga: Represi Konflik Agraria Meningkat, Tindak Lanjut Pansus Reformasi Agraria dan Peran Presiden Dipertanyakan

Banjir berdampak pada 17 kecamatan dengan total 130 gampong. Wilayah terdampak mencakup antara lain Kecamatan Tanah Jambo Aye, Seunuddon, Baktya, Muara Batu, Langkahan, Syamtalira Aron, Samudera, Baktya Barat, Lapang, Dewantara, Matangkuli, Banda Baro, Lhoksukon, Pirak Timu, Sawang, dan Nibong.

Jumlah warga terdampak mencapai 2.668 kepala keluarga atau 4.441 jiwa, sementara 1.270 kepala keluarga atau 3.507 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kerusakan materiil meliputi 2.668 unit rumah terdampak, terdiri atas 3 unit rusak berat, 17 unit rusak sedang, dan 6 unit rusak ringan yang masih dalam pendataan.

Selain itu, banjir turut mengakibatkan abrasi pada satu ruas jalan utama, merendam sekitar 420 hektare lahan sawah, serta menenggelamkan 571 unit tambak di 15 gampong wilayah Kecamatan Seunuddon.

Upaya penanganan darurat dilakukan melalui siaga Pusdalops-PB BPBD Aceh Utara yang telah aktif di pos-pos masing-masing. Penanganan ini berlangsung dalam kerangka Status Siaga Darurat yang ditetapkan melalui Keputusan Bupati Aceh Utara Nomor 360/845/2025, berlaku mulai 23 November 2025 hingga 15 Januari 2026. Sejumlah kebutuhan mendesak masih diperlukan, antara lain alat berat untuk normalisasi aliran air, makanan pokok, serta bantuan logistik.

Baca juga: Hujan Lebat Dua Hari Lebih, Empat Kabupaten di Sumatra Utara Diterjang Banjir dan Longsor

Kabupaten Aceh Timur

Perkembangan di Kabupaten Aceh Timur kembali terjadi  banjir setelah sebelumnya mulai surut. Kondisi ini dipicu oleh hujan deras sejak 20 November 2025 dan disertai angin kencang yang membuat beberapa sungai di wilayah tersebut meluap. Genangan air setinggi antara 10 hingga 40 sentimeter kini merendam pemukiman penduduk, sarana umum, serta infrastruktur dasar, sehingga menghambat aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat.

Dampak banjir tersebar luas hingga meliputi 17 kecamatan dengan total 124 gampong terdampak. Wilayah paling parah mencakup Kecamatan Simpang Ulim, Nurussalam, Madat, Julok, Pante Bidari, Indra Makmur, Ranto Peureulak, Birem Bayeun, Sungai Raya, serta sejumlah kecamatan lainnya.

Pendataan menunjukkan 7.972 kepala keluarga atau 29.706 jiwa terkena dampak, dengan rincian sebaran korban yang sangat rinci di tiap gampong. Banyak warga terpaksa meninggalkan rumah dan bertahan sementara di masjid, meunasah, serta rumah keluarga maupun tetangga, dengan jumlah pengungsi mencapai 920 KK atau 2.456 jiwa.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: banjir di Acehgempa di Simeuluetanggap darurat bencana hidrometeorologi

Editor

Next Post
Kerusakan akibat banjir yang membawa material pohon dan lumpur di wilayah Lubuk Minturun, Koto Tengah, Kota Padang, Sumatra Barat, 27 November 2025. Foto BPBD Padang.

Darurat Cuaca Ekstrem di Sumatra Barat, 13 Wilayah Terdampak dan 12 Warga Tewas

Discussion about this post

TERKINI

  • Kerusakan akibat banjir yang membawa material pohon dan lumpur di wilayah Lubuk Minturun, Koto Tengah, Kota Padang, Sumatra Barat, 27 November 2025. Foto BPBD Padang.Darurat Cuaca Ekstrem di Sumatra Barat, 13 Wilayah Terdampak dan 12 Warga Tewas
    In Bencana
    Kamis, 27 November 2025
  • Kondisi banjir di Aceh yang belum surut hingga 27 November 2025. Foto BPBA Aceh.Aceh Dikepung Banjir, Simeulue Diguncang Gempa 6,5 M
    In Bencana
    Kamis, 27 November 2025
  • Jajaran BMKG konpers soal evolusi Sklon Tropis 95B menjadi Senyar yang berdampak cuaca ekstrem si Aceh dan Sumut, 26 November 2025. Foto BMKG.Siklon Tropis 95B Jadi Siklon Tropis Senyar, Siaga Cuaca Ekstrem di Aceh dan Sumatra Utara
    In News
    Kamis, 27 November 2025
  • Banjir di Tapanuli Tengah, 25 November 2025. Foto BPBD Tapanuli Tengah.Banjir Bandang dan Longsor Sumatra Utara, Akses ke Tapanuli Tengah dan Sibolga Terisolisir
    In Bencana
    Kamis, 27 November 2025
  • Ilustrasi kawasan kumuh. Foto TheDigitalArtist/pixabay.com.Sanitasi Buruk di Indragiri Hulu, Ratusan Warga ISPA hingga Lima Anak Meninggal Terjangkit Flu Babi
    In News
    Kamis, 27 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media