Ia menambahkan beberapa tantangan yang dihadapi antara lain pembersihan material, akses komunikasi dan perbaikan darurat infrastrutkur vital.
“Titik longsor di badan jalan yang amblas, pohon tumbang di beberapa kabupaten dan kota,” imbuh dia.
Pihaknya juga telah menetapkan status tanggap darurat, begitu pula beberapa kabupaten dan kota terdampak cuaca ekstrem. Sejumlah wilayah akan menyusul dalam penetapannya.
Sebelum berlangsungnya rakor, Rustian menyalurkan bantuan BNPB kepada Pemerintah Provinsi Sumbar, serta pemerintah kabupaten dan kota di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Solok, Bukittinggi, Kota Pariaman dan Kota Padang.
Baca juga: Sanitasi Buruk di Indragiri Hulu, Ratusan Warga ISPA hingga Lima Anak Meninggal Terjangkit Flu Babi
Juga menyerahkan bantuan barang kepada Polda Sumbar yang membantu proses penangann darurat di lapangan. Sehari sebelumnya, BNPB telah memberikan bantuan kepada Kabupaten Padang Pariaman dan Pesisir Selatan.
Bantuan darurat tersebut berupa bantuan pangan seperti paket sembako dan makanan siap saji. Sedangkan bantuan non-pangan berupa Kasur lipat, hygiene kit, family kit, tenda pengungsi, tenda keluarga, selimut, alat kebersihan, perahu karet, genset dan gergaji mesin.
Akses jalan Padang – Bukittinggi tertutup longsor
Sementara Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo menginstruksikan kepada seluruh unit teknis kementeriannya untuk turun langsung ke lapangan dan memastikan penanganan darurat berlangsung secepat mungkin. Sebab aspek keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama.
Material longsor yang menutup badan jalan di ruas nasional Padang – Bukittinggi menjadi salah satu dampak paling signifikan dari cuaca ekstrem tersebut. Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat, Elsa Putra Friandi, menjelaskan kondisi di kawasan Lembah Anai sempat membuat jalur tersebut tidak dapat dilalui.
“Saat ini sedang kita lakukan penanganan dan pembersihan. Semalam ada satu titik yang sudah kita tangani, tetapi pagi tadi longsor lagi dan ada beberapa tambahan titik lokasi,” kata Elsa.
Laporan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V juga menunjukkan intensitas hujan sangat tinggi, di antaranya mencapai 212 mm/hari di DAS Anai. Menyebabkan luapan sungai, banjir, sedimentasi, dan longsor di Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Solok, Tanah Datar, Agam, Pesisir Selatan, dan Pasaman Barat.
Sejumlah intake PDAM juga terganggu akibat penumpukan sedimen, rumah dan lahan pertanian tergenang, serta akses permukiman dan fasilitas umum terdampak. Kepala BWS Sumatera V, Naryo Widodo, menjelaskan pihaknya telah menerjunkan alat berat dan bantuan teknis ke berbagai lokasi terdampak. Berupa pengiriman beberapa unit alat berat termasuk excavator long arm untuk menangani sedimen pada intake PDAM di Sungai/Batang Kuranji serta mengirimkan bantuan bronjong ke daerah Solok dan Tanah Datar.
“Kami juga menyiapkan penanganan lanjutan berupa normalisasi sungai, pembentukan alur, serta usulan pembangunan struktur pengendali banjir sesuai masterplan yang sudah tersedia,” jelas Naryo.
Selain pemulihan akses dan pengamanan infrastruktur sungai, Kementerian PU melalui Balai Penataan Bangunan, Prasarana, dan Kawasan (BPBPK) Sumatera Barat juga memberikan dukungan berupa sarana prasarana dasar bagi masyarakat terdampak.
Kepala BPBPK Sumatera Barat, Maria Doeni Isa, menyampaikan dua unit toilet portable telah disiapkan di lokasi terdampak. Sementara dua unit hunian umum (HU) dikirimkan ke SMP 44 Kecamatan Pauh, Kota Padang, yang saat ini difungsikan sebagai tempat penampungan sementara. [WLC02]
Sumber: Kementerian PU






Discussion about this post