Saat ini, teknologi kapal berada pada Tingkat Kesiapan Teknologi (Technology Readiness Level/TRL) 4–5 dan tengah dipersiapkan untuk memasuki tahap pembangunan purwarupa. Uji coba langsung melalui prototipe menjadi langkah penting dalam memverifikasi performa teknis dan kesiapan kapal untuk diimplementasikan di lapangan.
Selain inovasi teknik modular knock-down, ada dua keunggulan lain dalam rancang bangun kapal ini. Meliputi penggunaan konveyor yang berfungsi sebagai alat pemindah otomatis yang menghemat tenaga manusia dan mempercepat proses pemindahan sampah.
Baca juga: Konferensi Internasional Jadi Upaya Geopark Kaldera Toba Raih Kembali Green Card UNESCO
Menurut dia, sistem ini membuat alur pengolahan menjadi lebih rapi, terstruktur, dan terus-menerus tanpa gangguan. Penggunaan alat cacah sampah memberikan banyak keuntungan dalam pengelolaan limbah, terutama pada sistem yang membutuhkan efisiensi tinggi dan otomatisasi.
“Inovasi dikembangkan tidak hanya menjadi solusi teknis, tetapi juga bagian dari strategi pengendalian sampah dan restorasi sungai secara berkelanjutan di kota-kota Indonesia,” ucap dia.
Kajian riset dan inovasi ini menghasilkan teknologi yang telah mendapatkan Patent Granted nomor IDP000099152 dengan judul paten Kapal Sungai Pengangkut Timbulan Sampah.
Baca juga: Dietriech Geoffrey, Merkuri Masuk ke Perairan Lewat Limbah Industri hingga Keramba Jaring Apung
Klaim paten meliputi, kapal sungai pengangkut timbulan sampah terdiri dari dua lambung HDPE, atap, mesin tempel, dan konveyor depan yang dilengkapi alat pencacah melintang. Digerakkan sistem hidrolis, terhubung ke bak sampah di belakang dan jalur pembuangan.
Kapal memiliki dimensi panjang keseluruhan 5,135 meter, panjang garis air dan perpendicular 4,878 meter, lebar 2 meter, tinggi 0,7 meter, dan draft 0,4 meter. Bak sampah memiliki kapasitas volume muat sebesar 800 kilogram, mesin tempel yang digunakan disarankan berkekuatan 25 hp. [WLC02]
Sumber: BRIN
Discussion about this post