Senin, 22 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Penurunan Muka Tanah Berkontribusi 145 Persen Tingkatkan Risiko Banjir di Jabodetabek

Salah satu langkah mitigasi yang perlu segera dilakukan adalah pengerukan sungai dan saluran air sebelum musim hujan tiba untuk meningkatkan kapasitas aliran air.

Minggu, 9 Maret 2025
A A
Limpasan air dari hulu ke hilir menyebabkan banjir di Jabodetabek. Foto Forest Watch Indonesia.

Limpasan air dari hulu ke hilir menyebabkan banjir di Jabodetabek. Foto Forest Watch Indonesia.

Share on FacebookShare on Twitter

“Namun, di beberapa wilayah Jabodetabek, yang ada justru Room for People, di mana banyak pemukiman dibangun di sekitar sungai,” ujar dia.

Menurut dia, penting koordinasi antarwilayah dalam pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), terutama untuk sungai yang melewati lebih dari satu kabupaten atau kota. Mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 37 Tahun 2012, bahwa pengelolaan DAS harus dikoordinasikan oleh gubernur agar kebijakan di hulu dan hilir selaras, termasuk dalam penerapan aturan konservasi tanah dan air.

Peran riset dan inovasi mitigasi banjir

Guna mengatasi permasalahan banjir, BRIN telah melakukan berbagai riset dan inovasi. Termasuk pengembangan sistem informasi danau, model peringatan dini berbasis data dan kecerdasan buatan (AI), serta pemetaan daerah rawan banjir dengan pendekatan polder system.

“Saat ini, kami sedang mengembangkan sistem informasi danau. Meskipun masih berfokus pada danau prioritas, nanti bisa diterapkan untuk memetakan setu-setu kecil di Jakarta yang berperan sebagai tempat penampungan air sementara,” jelas Yus.

Sistem peringatan dini juga menjadi aspek penting dalam mitigasi banjir. BRIN bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Bristol University di Inggris, untuk mengembangkan sistem prediksi berbasis AI dan data real-time. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan akurasi prediksi banjir dan memberikan peringatan lebih cepat kepada masyarakat.

Dalam jangka panjang, Yus menekankan pentingnya penerapan sistem polder, seperti yang telah diterapkan di Belanda. Saat ini, Jakarta sudah merancang 66 sistem polder dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) 2030 yang diharapkan dapat mengelola banjir dengan lebih baik.

Ia juga menyoroti perlunya penghentian eksploitasi air tanah yang menjadi penyebab utama penurunan muka tanah dan memperparah risiko banjir.

Di sisi lain, Yus mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam upaya mitigasi banjir dengan melakukan tindakan sederhana, seperti menanam pohon di sekitar rumah. Setiap pohon yang ditanam bisa membantu mengurangi limpasan air hujan dan memperlambat aliran air menuju drainase.

“Jika setiap rumah menanam satu pohon saja, dampaknya bisa signifikan dalam mengurangi risiko banjir,” kata dia.

Yus juga berharap ada dukungan yang lebih kuat terhadap riset dan inovasi dalam mitigasi banjir.

“Kami sudah memiliki banyak solusi berbasis sains, tetapi implementasinya masih terkendala berbagai faktor, termasuk pendanaan. Jika riset dan teknologi bisa diterapkan dengan baik, maka masalah banjir di Jabodetabek bisa dikurangi secara signifikan,” kata dia. [WLC02]

Sumber: BRIN

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: banjir JabodetabekBRINCuaca Ekstremeksploitasi air tanahpenurunan muka tanahRencana Umum Tata Ruang 2030

Editor

Next Post
Wadah makanan dari pelepah pisang. Foto BRIN.

Kurangi Sampah Plastik dengan Wadah Makanan dari Pelepah Pisang

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media