Baca Juga: Gempa Pantai Timur Maluku Tengah 5,2 Magnitudo Ini Dipicunya
Curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat juga dapat mengakibatkan banjir bandang dengan membawa material tanah, bebatuan, dan pepohonan. BMKG meminta masyarakat dan pemerintah daerah untuk mewaspasai potensi bencana ikutan tersebut.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan, rusak sebagian, atau miring akibat terdampak gempa diimbau tidak menempatinya untuk sementara waktu. Mereka juga diimbau tinggal di tempat yang lebih aman, yakni dalam bangunan yang kokoh dan stabil.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal sebelum kembali ke dalam rumah. Apakah cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan,” papar Dwikorita.
Baca Juga: Tiga Warga Tewas Tertimbun Longsor di Desa Talagajaya Garut
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Nasional, Daryono menyatakan gempa bumi tektonik berkekuatan Magnitudo 6.2 yang mengguncang Kabupaten Garut dan sekitarnya adalah gempa utama. Gempa itu berpusat di laut 151 km barat daya Garut, Jawa Barat dengan kedalaman 70 km.
Hasil analisis BMKG, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat ada aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia. Kemudian tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat atau populer disebut gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake).
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust Fault). Episenter gempa bumi terletak di koordinat 8,39° LS ; 107,11° BT. Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 156 Km arah Barat Daya Garut, Jawa Barat di kedalaman 70 km.
Baca Juga: HKB 2024, Penanggulangan Bencana Menjadi Superprioritas
“Gempa semalam adalah langsung gempa utama (mainshock), kemudian amblas dan energi habis atau lepas total. Tidak ada gempa pembuka dan miskin susulan. Hingga pukul 23.55 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan ada satu aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo 3.1,” papar Daryono.
Gempa bumi tersebut diketahui berdampak dan dirasakan di daerah Sukabumi dan Tasikmalaya dengan skala intensitas IV MMI, yakni apabila siang hari dirasakan orang banyak di dalam rumah. Di daerah Bandung dan Garut dengan skala intensitas III-IV MMI, yaitu apabila siang hari dirasakan orang banyak dalam rumah. Di daerah Tangerang, Tangsel, Bogor, DKI Jakarta, Kebumen, Banyumas, Cilacap dan Purwokerto dengan skala intensitas III MMI, yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah. juga terasa getaran seakan truk berlalu.
Di daerah Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, Malang dengan skala intensitas II MMI, yakni getaran dirasakan beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami. [WLC02]
Sumber: BNPB, BMKG
Discussion about this post