Berkaitan dengan sumber daya geologi, capaian tahun 2023 menunjukkan, hasil pemutakhiran data sumber daya dan cadangan tahun 2022 jumlah data yang termutakhirkan terdiri dari 2.645 lokasi data mineral logam, 4.600 lokasi data mineral bukan logam dan batuan, 1.646 lokasi data batubara, 70 data gas metana batubara, 70 lokasi data gambut, dan 361 data panas bumi.
Baca Juga: Warga Tewas Menolak Tambang Emas di Blok Wabu Papua
Pemutakhiran data neraca sumber daya mineral, batubara, dan panas bumi Indonesia tahun 2022 ini didukung data sumber daya dan cadangan dari 71,36 persen badan usaha mineral dan 98 persen badan usaha batubara, serta data pelaporan dari pemerintah daerah.
Capaian selanjutnya adalah pemutakhiran data dan neraca sumber daya dan cadangan panas bumi tahun 2023 berupa penambahan dua lokasi potensi (Sangihe, Gunung Tiga), penghapusan satu lokasi potensi (Helatoba), sumber daya spekulatif turun 61 MWe, sumber daya hipotetis naik 41 MWe, sumber daya cadangan mungkin naik 660 MWe, sumber daya cadangan terduga turun 169,65 MWe, sumber daya cadangan terbukti naik 132 MWe, dan kapasitas terpasang naik 19 MWe.
Sementara dari sisi status sumber daya dan cadangan panas bumi tahun 2023 diperoleh data sumber daya spekulatif 5.714 MWe, sumber daya hipotetis 3.485 MWe, sumber daya cadangan mungkin 9.628 MWe; sumber daya cadangan terduga: 1.494 MWe, sumber daya cadangan terbukti 3.341,9 MWe, dan kapasitas terpasang 2.374,4 MWe.
Baca Juga: Pemerintah Bangun 27 PLTMG untuk Konversi Diesel ke Gas
Selain itu, Badan Geologi juga telah melakukan pemetaan sebaran mineral kritis dan strategis sehingga diperoleh jumlahnya yang mencapai 47 komoditas. Diantara mineral kritis dan strategis yang dilakukan penyelidikannya oleh Badan Geologi adalah lithium dan boron.
Selama 2023, Badan Geologi melakukan penyelidikan lithium dan boron di daerah Bledug Kuwu, Bledug Cangkring, Jono, Crewek, dan Kasonga. Selain mineral kritis dan strategis, tahun 2023 Badan Geologi melakukan survei hidrogen alami di Indonesia yaitu di Pulau Sulawesi bagian timur karena daerah tersebut memiliki kondisi geologi ideal untuk terbentuknya gas hidrogen alami.
Pilar Geo-Environment
Pada pilar Geo-Environment terpaut perizinan air tanah, penataan ruang dan konservasi, tahun 2023 Badan Geologi telah melakukan sosialisasi perizinan air tanah secara luring (offline) di 19 lokasi, yaitu Jakarta, Surabaya, Bali, dan lain-lain. Total permohonan Izin Pengusahaan Air Tanah (oss.go.id) pada tahun 2023 mencapai 8.047. Dari sejumlah itu 7.910 di antaranya sudah diproses, 137 dalam proses dan 2.707 usulan izin ditolak.
Baca Juga: Ratusan Warga Sukabumi Terancam Longsor Susulan
Selanjutnya, untuk kegiatan yang berkaitan dengan Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) dan Kawasan Cagar Alam Geologi (KCAG) hingga 2023, Badan Geologi sudah menetapkan 13 KBAK (Sukolilo, Gunung Sewu, Gombong, Pangkalan, Langkat, Citatah, Bukit Bulan, Pangandaran, Kutai Timur, Bogor, Manggarai Timur, Sukabumi, Aceh Tamiang), mengevaluasi 5 KBAK, menetapkan 3 KCAG (Karangsambung, DIY, Bojonegoro), mengevaluasi 6 lokasi KCAG. Total ada 21 KCAG dan KBAK yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM tahun 2020-2023, ada 236 lokasi situs warisan geologi di Indonesia. Khusus tahun 2023, ada 5 warisan geologi yang ditetapkan yakni di Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Natuna, Provinsi Gorontalo, dan Kabupaten Klaten. Pada tahun 2023, ada penambahan 4 Geopark Global UNESCO yaitu Maros Pangkep, Ijen, Merangin, dan Raja Ampat, sehingga Indonesia menjadi negara dengan jumlah geopark global terbanyak di Asia Tenggara dan kedua di Asia di bawah China; dan penambahan 1 (satu) Geopark Nasional pada tahun 2023 yaitu Geopark Nasional Ujung Kulon. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM
Discussion about this post