Wanaloka.com – Kita mengenal ada gula merah atau gula jawa. Ada juga gula semut. Kedua produk berasa manis itu dibuat dari olahan air nira atau aren. Lalu apa sih bedanya?
Adalah mahasiswa kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Yogyakarta mengajak masyarakat Desa Gedong, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah untuk melakukan inovasi produk gula. Sehari-hari masyarakat di sana membuat gula merah. Mereka mencetak air sadapan nira atau getah tandan bunga pohon kelapa menjadi gula-gula padat. Gula merah tersebut biasa dijadikan pemanis pengganti gula pasir, juga bumbu masakan.
Beberapa persoalan muncul. Menurut Lurah Desa Gedong, Rustriningsih, permasalahan produsen atau pelaku usaha gula merah adalah tidak bisa mengatasi naik turunnya harganya sehingga berpengaruh kepada perekonomian.
Baca Juga: Beruntun, Setelah Sukabumi Gempa Guncang Gianyar dan Kepulauan Sitaro
Sementara menurut salah satu produsen gula merah, Sudrajat, banyak produsen gula merah belum bisa menginovasikan produk karena beberapa faktor. Seperti tidak ada sumber daya manusia yang bisa mengolah gula merah menjadi produk olahan lain. Juga kurang relasi dalam pemasaran karena sudah terbiasa gula merah dijual ke pengepul.
“Ada ketidakstabilan harga di pasaran dan kurangnya inovasi produk menjadi permasalahan bagi pelaku usaha gula jawa di Desa Gedong,” kata Sudrajat.
Baca Juga: Gempa Sukabumi Magnitudo 4,6 Dirasakan hingga III MMI
Solusi yang diusulkan mahasiswa KKN UNY adalah melakukan inovasi dengan mengolah gula jawa menjadi gula semut. Gula semut adalah gula merah versi bubuk yang sering pula disebut gula kristal. Dinamakan gula semut karena bentuk gula mirip sarang semut di tanah.
“Inovasi ini upaya mempromosikan Desa Gedong menjadi produsen gula yang sehat. Harapannya, gula semut dapat masuk ke dalam Badan Usaha Milik Desa (Bumdes),” harap Ketua Kelompok KKN Diah Widiastutik dari Program Studi Pendidikan Kriya, 2 November 2022.
Baca Juga: Masyarakat Rentan Terdampak Perubahan Iklim Butuh Keadilan Iklim
Cara Membuat Gula Semut
Menurut Dimas Cahya Andriantopo dari Prodi Manajemen, pembuatan gula semut diawali dengan pengambilan air nira dari pohon kelapa secara berkala agar menghasilkan air nira kelapa murni yang segar.
Lalu siapkan alat seperti tungku, kayu bakar, dan wajan. Air nira direbus dalam wajan di atas tungku hingga air berubah warna dan mengental. Untuk proses ini diperlukan nyala api yang stabil untuk meminimalisir kegagalan dalam proses produksi.
Discussion about this post