Kualitas air hujan pun cukup baik, sehingga aman untuk dikonsumsi. Sebab air hujan merupakan masa depan dari sumber daya air yang digunakan untuk berbagai kebutuhan hidup manusia.
Agus terlibat aktif dalam Gerakan Memanen Hujan Indonesia (GMHI) yang telah berdiri sejak tahun 2015. Teknologi pemanen hujan yang ia kembangkan, yakni Gama Rain Filter, telah diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia dengan hasil yang cukup menjanjikan.
“Di beberapa daerah sudah dipasang. Warga yang biasanya harus membeli air di musim kemarau sudah bisa mendapat stok air yang cukup dari hasil penampungan air hujan,” kata Agus.
Baca Juga: Moh. Yani: Lingkungan Tercemar Limbah B3 Tambang Bisa Dipulihkan Kembali
Lantas bagaimana ketika musim kemarau tiba? Menanggapi situasi di berbagai daerah yang sudah menghadapi ancaman kekeringan di depan mata, menurut Agus terdapat berbagai upaya yang bisa dilakukan. Selain juga memanfaatkan droping air bersih dari pemerintah daerah setempat, seperti yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul.
Masyarakat bisa mencari sumber air yang mungkin masih tersedia, misalnya di sepanjang alur sungai dan di sungai bawah tanah. Serta merawat kembali sumur-sumur yang tidak terpakai untuk dibersihkan dan digali lebih dalam. Masyarakat pun tidak perlu terlalu bergantung pada droping air.
“Di Gunungkidul ada banyak sungai di bawah tanah yang saat kemarau masih menyimpan banyak air. Dengan pompa, lokasi yang banyak air bisa diambil sehingga masyarakat tidak kekurangan air,” terang Agus. [WLC02]
Sumber: UGM
Discussion about this post