Wanaloka.com – Status Gunungapi Lewotobi Laki-Laki dinaikkan dari level II (Waspada) menjadi levelIII (Siaga) pada tanggal 1 Januari 2024. Penaikan status tersebut berdasarkan aktivitas vulkanik yang terus meningkat dari gunung yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur itu. Hasil evaluasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) per 1 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024, teramati asap kawah utama berwarna putih, kelabu dan hitam dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 100-800 meter dari puncak.
Pascaerupsi tanggal 23 Desember 2023 teramati ada rekahan di sebelah barat laut puncak sepanjang 160 meter dan mengeluarkan asap putih tebal tinggi 300 meter.
Kemudian pada tanggal 1 Januari 2024 teramati ada pusat erupsi baru yang berasal dari rekahan di sebelah tenggara-selatan puncak gunung Lewotobi Laki-Laki. Kemudian terjadi letusan setinggi 1.000-1.500 meter dari puncak dengan kolom abu letusan berwarna putih, kelabu hingga hitam.
Baca Juga: Mengenal Beragam Terumbu Karang di Eduminawisata SFV Bangsring Banyuwangi
Berdasarkan pengamatan instrumental, telah terjadi 5 kali gempa letusan (erupsi), 44 kali gempa hembusan, 3 kali harmonik, 1 kali gempa tremor non-harmonik, 7 kali gempa tornillo, 20 kali gempa vulkanik dangkal, 113 kali gempa vulkanik dalam, 42 kali gempa tektonik lokal, 79 kali gempa tektonik jauh dan gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimal 2-5.1 mm dominan 3.7 mm.
Pada tanggal 1 Januari 2024 pukul 00.03 WITA terjadi peningkatan gempa tremor menerus dengan amplitudi mencapai 7 mm. Dengan status Siaga tersebut, PVMBG merekomendasikan masyarakat dilarang melakukan aktivitas dalam radius tiga km dari pusat erupsi.
Upaya antisipasi dan penanganan dampak erupsi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur turun ke lapangan untuk monitoring, kaji cepat, mendirikan tenda pengungsi, menyerahkan logistik maupun pembagian masker dan selimut kepada masyarakat. Termasuk membersihkan jalan dari sebaran abu vulkanik menggunakan mobil tangki air. Tim Tagana dari Dinas Sosial juga mendirkan dapur umum untuk pengungsi.
Baca Juga: Geolog Unpad: Sesar Gempa Sumedang Bukan Cileunyi-Tanjungsari, Tapi Belum Dipetakan
Discussion about this post