Rabu, 23 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Capres Cawapres Dukung Hilirisasi Nikel, Jatam: Untungkan Pebisnis, Miskinkan Warga

Tiga pasangan capres cawapres mendukung hilirisasi nikel warisan pemerintahan Jokowi. Padahal praktiknya selama ini, hilirisasi bahan mentah tambang hanya menguntungkan pebisnis, tetapi memiskinkan warga dan merusak lingkungan.

Selasa, 26 Desember 2023
A A
Ilustrasi tambang nikel. Foto tribhakti.com.

Ilustrasi tambang nikel. Foto tribhakti.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Calon Wakil Presiden (Cawapres), Gibran menawarkan hilirisasi sebagai solusi konkret mengenai diplomasi perdagangan. Ia menyampaikan dalam Debat Cawapres I bertema ekonomi kerakyatan dan digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur, dan perkotaan di Jakartapda 22 Desember 2023.

“Saya jawab paling konkret, hilirisasi. Kita jangan mau lagi mengirim barang mentah. Kita harus mampu meningkatkan nilai tambah dalam negeri. Contoh, nikel. Dulu sebelum hilirisasi kita ekspor hanya USD 3 miliar, sekarang setelah hilirisasi menjadi USD 33 miliar. Ini saya baru bicara masalah nikel, belum masalah timah, tembaga, bauksit, dan lain-lain,” kata Gibran.

“Usulan hilirisasi, termasuk nikel oleh Gibran, hanya melanjutkan program andalan ayah kandungnya sendiri, Presiden Jokowi, yang banyak membuat kebijakan bermasalah,” kata Pengkampanye Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Alfarhat Kasman.

Baca Juga: Aplikasi SIZE Nasional Bantu Mitigasi Penularan Penyakit Hewan kepada Manusia

Jatam pun membuat catatan penting soal praktik hilirisasi nikel yang digaungkan pada masa Jokowi itu, meliputi:

Pertama, hilirisasi nikel yang dilakukan di Indonesia selama ini justru menguntungkan Cina. Mengingat perusahaan yang melakukan hilirisasi, kebanyakan dari Cina, sehingga keuntungannya lebih banyak lari ke Cina.

Perusahaan-perusahaan yang mengolah nikel (smelter) juga banyak mendapatkan insentif, salah satunya melalui tax holiday atau insentif pembebasan pembayaran pajak. Jangka waktu tax holiday ini variatif, bergantung pada nilai investasi.

Baca Juga: Tungku Smelter Nikel di Morowali Meledak, Aktivis: Audit, Evaluasi dan Proses Hukum

Kedua, hilirisasi di wilayah sentra nikel telah memicu kemiskinan bagi warga. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), peningkatan angka kemiskinan di wilayah sentra nikel justru naik. Mulai dari kemiskinan di Sulawesi Tengah yang naik sekitar 0,11 persen poin dari 12,30 persen menjadi 12,41 persen. Lalu disusul Sulawesi Selatan yang mengalami kenaikan 0,04 persen poin dari 8,66 persen menjadi 8,70 persen. Begitu pun di Maluku Utara yang naik 0,09 persen poin dari 6,37 persen pada September 2022 menjadi 6,46 persen.

Ketiga, operasi pertambangan dan smelter nikel yang sarat dengan pratik korupsi ditengarai menjadi salah satu biang kerok dari kemiskinan di wilayah sentra nikel. Elit politik dan pengusaha pertambangan memperoleh izin usaha melalui praktik suap, dugaan pemalsuan dokumen, dan kemampuan berjejaring dengan penyelenggara negara.

Keempat, hilirisasi nikel selama ini telah memicu perluasan perampasan ruang produksi warga, mulai dari lahan-lahan pertanian, wilayah tangkap nelayan, hingga mencemari air, air laut, merusak ekositem, kawasan hutan. Serta berdampak pada terganggunya kesehatan warga yang ditandai muncul dan meningkatnya ragam penyakit.

Baca Juga: Industri Ekstraktif Tak Usai, Pemerintah Justru Genjot Tambang Bawah Tanah

“Praktiknya, program hilirisasi juga memicu masifnya kekerasan dan intimidasi, hingga kriminalisasi terhadap warga yang mempertahankan ruang hidupnya,” kata Moh. Taufik dari Jatam Sulawesi Tengah (Sulteng).

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: bahan mentah tambangcapres cawapreshilirisasi nikelJatamJatam SultengKabupaten MorowaliPulau Wawoniismeltertax holiday

Editor

Next Post
Tungku smelter milik PT ITSS meledak dan terbakar di Morowali, 24 Desember 2023. Foto walhi.or.id.

Komisi VII DPR Minta Penghentian Sementara Operasional Smelter PT ITSS

Discussion about this post

TERKINI

  • Direktur RFMRC-SEA, Prof. Bambang Hero Saharjo. Foto Istimewa.Bambang Hero, Ada Dua Rekomendasi Hadapi Peningkatan Karhutla Ekstrem
    In Sosok
    Senin, 21 Juli 2025
  • Kondisi lahan dan hutan yang terbakar di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, 21 Juli 2025. Foto Dok. BNPB.Hasil Tinjauan BNPB, Kebakaran Lahan dan Hutan Terjadi di Seluruh Wilayah Riau
    In Bencana
    Senin, 21 Juli 2025
  • Spesies jamur Indonesian Wild Shiitake yang ditemukan di Jambi. Foto Hayai Journal of Biosciences.Temuan Indonesian Wild Shiitake, Bukti Jutaan Spesies Jamur Belum Terungkap
    In Rehat
    Minggu, 20 Juli 2025
  • Riset paleotsunami di pesisir selatan Kulon Progo menemukan ada jejak tsunami raksasa sejauh dua kilometer dari Bandara YIA. FOTO Dok. BRIN.Riset Paleotsunami Temukan Jejak Tsunami Raksasa Dua Kilometer dari Bandara Yogyakarta
    In Rehat
    Minggu, 20 Juli 2025
  • Pulau Tokonanaka, pulau kecil di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Foto Dok. Tim KKN UGM Saba Mortara.Dibuka Jalur Pendakian Puncak Pulau Kecil di Morowali, Pulau Tokonanaka
    In Traveling
    Sabtu, 19 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media