Jumat, 27 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Etty Riani, Kontaminasi Mikroplastik di Perairan di Indonesia Belum Bisa Disebut Pencemaran

Indonesia menempati posisi kedua setelah Cina sebagai negara dengan tingkat kontaminasi mikroplastik tertinggi.

Jumat, 28 Februari 2025
A A
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB UNiversity, Prof. Etty Riani. Foto CRPG Indonesia/youtube.

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB UNiversity, Prof. Etty Riani. Foto CRPG Indonesia/youtube.

Share on FacebookShare on Twitter

“Data yang akurat diperlukan untuk memahami tingkat kontaminasi ini,” ujar dia.

Baca juga: Bahlil Minta Daerah Permudah Perizinan Eksplorasi Migas Demi Ketahanan Energi

Belum bisa disebut pencemaran

Meski demikian, ia menegaskan bahwa kontaminasi mikroplastik belum bisa disebut sebagai pencemaran. Sebab pencemaran harus keluar atau tidak memenuhi standar baku mutu.

“Sedangkan Indonesia, bahkan semua negara maju yang ada di dunia, belum memiliki baku mutu untuk pencemaran mikroplastik di perairan ataupun di media lainnya,” jelas dia.

Baca juga: Hakim Tolak Praperadilan Kasus Pagar Laut Tangerang

Baku mutu yang ada saat ini (di luar mikroplastik) di Indonesia juga diadopsi dari negara lain. Untuk menetapkan baku mutu sendiri, diperlukan pengujian toksikologi yang panjang, termasuk uji pada biota (sesuai baku mutu tempat hidupnya. Misalnya baku mutu perairan laut, baku mutu perairan darat, dan sebagainya) yang sensitif terhadap bahan pencemar yang akan diuji, dan diujikan pada beberapa fase hidupnya.

“Mengingat sampai saat ini belum ada satu negarapun yang memiliki baku mutu untuk mikro dan atau nano plastik, maka kita bisa menyebutnya sebagai kontaminasi saja, bukan pencemaran,” ucap dia. [WLC02]

Sumber: IPB University

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: FPIK IPB Universitymikroplastiknanoplastikperairan IndonesiaProf. Etty Riani

Editor

Next Post
Pengujian sampel BBM di Lemigas. Foto Dok. Kementerian ESDM.

Ambil Sampel di SPBU Jabodetabek, Lemigas Klaim Kualitas BBM Sesuai Standar

Discussion about this post

TERKINI

  • Patroli tim Manggala Agni pasca kebakaran hutan di TNTN, Mei 2025. Foto TNTN.Walhi Riau Ingatkan Penertiban Taman Nasional Tesso Nilo Jangan Represif dan Militeristik
    In Lingkungan
    Kamis, 26 Juni 2025
  • Bentrokan di Pulau Rempang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada Kamis, 7 September 2023, terkait proyek pembangunan kawasan Rempang Eco-City. Foto walhiriau.or.id.Seruan Tokoh Lintas Agama, Tolak PSN yang Merusak Lingkungan dan Menggusur Rakyat
    In Lingkungan
    Rabu, 25 Juni 2025
  • Proses evakuasi wisatawan asal Brazil, Juliana Marins dengan tali lifting, 24 Juni 2025. Foto Basarnas.Jenazah Wisatawan Brazil Telah Dievakuasi dari Danau Segara Anak Gunung Rinjani
    In Traveling
    Rabu, 25 Juni 2025
  • Otter atau berang-berang. Foto KnipsKaline/pixabay.Satwa Langka Kucing Merah Kalimantan dan Otter Civet Muncul Kembali
    In Rehat
    Selasa, 24 Juni 2025
  • Peta Indonesia. Foto BPK.Nasib Pulau-Pulau Kecil di Indonesia: Diperebutkan, Dieksploitasi, Ditelantarkan, Diperjualbelikan
    In Rehat
    Selasa, 24 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media