Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Food Estate Terbukti Gagal dan Rugikan Petani, Koalisi Sipil Tuntut Hentikan

Proyek food estate tidak hanya menyebabkan hilangnya lahan pertanian produktif, tetapi juga memperburuk ketergantungan Indonesia pada impor pangan.

Jumat, 25 Oktober 2024
A A
Hutan yang dirombak jadi lahan food estate. Foto Dok. Auriga Nusantara.

Hutan yang dirombak jadi lahan food estate. Foto Dok. Auriga Nusantara.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Solidaritas Perempuan, Aksi! for Gender, Social and Ecological Justice, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (KruHa) dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) melakukan aksi simbolik di depan Kementerian Keuangan. Aksi ini menggambarkan “darah dari food estate,” sebagai simbol dari banyaknya pengorbanan dan penderitaan yang telah terjadi akibat pemaksaan proyek ini.

Food estate adalah warisan buruk pemerintahan Jokowi yang telah terbukti gagal dan merugikan hidup petani dan rakyat kecil, terutama perempuan yang selama ini lekat dengan perawatan lingkungan. Masyarakat, khususnya perempuan yang mempertahankan ruang hidupnya terus dihadapkan dengan aksi-aksi militerisme.

“Namun, proyek ini tetap dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran,” kata Amelia dari Solidaritas Perempuan.

Baca Juga: Kementerian ESDM akan Genjot Lifting Minyak untuk Swasembada Energi

Di beberapa wilayah seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua, pemaksaan Proyek Strategis Nasional (PSN), food estate telah menyebabkan penggusuran paksa, kriminalisasi petani, perusakan lingkungan dan perampasan lahan yang berujung pada hilangnya mata pencaharian dan kehidupan banyak perempuan.

Dalam data Walhi tercatat bahwa setidaknya 15.000 hektare lahan produktif di Sumatera dan 10.000 hektare di Papua telah dialihfungsikan secara paksa untuk proyek food estate sejak tahun 2022, mengakibatkan lebih dari 3.000 keluarga petani kehilangan akses terhadap lahan mereka.

Memperingati Hari Pangan Sedunia, penting untuk mengakui peran sentral perempuan dalam produksi, pengolahan, dan ketahanan pangan, terutama di pedesaan. Namun, kebijakan pemerintah yang pro-investasi terus memperburuk kehidupan perempuan, terutama melalui proyek food estate yang memaksa alih fungsi lahan dan menimbulkan penderitaan di berbagai daerah.

Baca Juga: Disesalkan, Delegasi Indonesia Tolak Badan Permanen dan Pendanaan Langsung untuk Masyarakat Adat dalam COP 16 CBD

Proyek food estate yang diklaim sebagai solusi krisis pangan oleh pemerintah, justru memperdalam krisis bagi perempuan dan petani kecil.

“Proyek ini tidak hanya menyebabkan hilangnya lahan pertanian produktif, tetapi juga memperburuk ketergantungan Indonesia pada impor pangan,” ucap Uli Arta Siagian dari Eknas Walhi.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) (2024), ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan terus meningkat, dengan lebih dari 30 persen kebutuhan pangan nasional masih dipenuhi dari luar negeri. Kebijakan ini semakin melemahkan potensi pangan lokal yang seharusnya menjadi prioritas dalam mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.

Baca Juga: IPB University Teliti Populasi Ikan Red Devil yang Resahkan Nelayan Danau Toba

Perempuan pedesaan, yang menjadi tulang punggung produksi pangan di banyak wilayah, menghadapi tantangan besar akibat proyek food estate. Mereka tidak hanya kehilangan akses terhadap tanah, tetapi juga harus menghadapi dampak sosial dan ekonomi yang berat.

Dari data Food and Agriculture Organization (FAO) atau Organisasi Pangan Dunia, perempuan di sektor pertanian bisa meningkatkan produksi pangan hingga 30 persen, apabila mereka mendapatkan akses yang sama terhadap sumber daya produktif seperti tanah, air, dan modal.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: alih fungsi lahanfood estateHari Pangan Seduniaproyek strategis nasionalsolusi palsu

Editor

Next Post
Lahan proyek food estate yang memakan lahan hutan. Foto Dok. Greenpeace.

Pelibatan Petani Lokal dan Petani Muda Jadi Kunci Keberhasilan Food Estate?

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media