Wanaloka.com – Ketua DPR Puan Maharani meminta Pemerintah siaga menyusul analisa dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menduga gempa M 4,6 di Sukabumi pada 14 Desember 2023 pukul 06.35 WIB pagi berkaitan dengan aktivitas Gunung Salak. Pusat gempa itu berada di darat 25 Km Barat Laut Kabupaten Sukabumi dengan kedalaman 5 Km. Gempa Sukabumi tersebut turut dirasakan masyarakat di Bogor dan Tangerang.
“Perlu analisa dan langkah mitigasi lanjutan atas gempa di Sukabumi untuk memastikan keselamatan masyarakat sekitar. Apalagi gempa diduga berasal dari gempa vulkanik,” kata Puan, Kamis, 14 Desember 2023.
Berdasarkan keterangan BMKG, gempa Sukabumi tersebut merupakan jenis gempa swarm yang memiliki kaitan dengan aktivitas vulkanik. Gempa tersebut diduga berkaitan dengan aktivitas Gunung Salak. Puan mengingatkan agar tidak ada kekurangan dalam sistem deteksi dini kebencanaan, sehingga kejadian seperti di Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar) tak terulang kembali.
Baca Juga: Aktivitas Kawah Bromo Meningkat, Radius Aman Lebih dari 1 Km
“Belajar dari erupsi Gunung Marapi, kewaspadaan harus menjadi prioritas. Kami tidak ingin ada lagi korban akibat kurang maksimalnya sistem deteksi dini. Jangan sampai ada gangguan sistem pemantauan gunung berapi yang mengakibatkan sistem peringatan dini menjadi tidak berfungsi,” kata Puan.
Sebanyak 75 orang pendaki terjebak saat Gunung Marapi erupsi pada 3 Desember lalu. Akibatnya, 23 pendaki tewas dan belasan lainnya luka-luka. Penyebab banyak korban meninggal dunia diduga karena kurangnya sistem deteksi dan prosedur keselamatan yang diabaikan, termasuk tak ada peringatan dari pihak pengawas.
“Sistem peringatan dini tidak boleh dianggap enteng,” tegas Puan.
Baca Juga: Strategi KKP Optimalisasi Pengawasan Terintegrasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan 2024
Sementara Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan membantah dugaan tersebut, bahwa tidak ada kaitan antara gempa Sukabumi dengan aktivitas Gunung Salak.
“Sampai saat ini, pos Gunung Salak tidak merekam gempa vulkanik,” kata Hendra dikutip dari CNN Indonesia.
Sampai saat ini, status Gunung Salak masih Normal atau level 1. Aktivitas vulkanik sempat mengalami kenaikan usai gempa M 4,0 di barat daya Bogor pada 8 Desember 2023 dini hari. Gempa tersebut mengakibatkan peningkatan lebih dari empat kali gempa per hari selama 6-8 Desember 2023.
Baca Juga: Tolak Proyek PLT Geothermal, Rakyat Padarincang: Ada Pelanggaran HAM Serius
Data PVMBG menunjukkan ada 8 gempa lokal pada 6 Desember 2023, 7 kali pada 7 Desember 2023, 7 gempa pada 8 Desember 2023. PVMBG juga melaporkan gempa tektonik jauh mendominasi Gunung Salak sebanyak 31 kali dan gempa tektonik lokal 22 kali selama 1-9 Desember 2023.
Discussion about this post