Wanaloka.com – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), baik melalui bendungan skala besar maupun kecil, memainkan peran utama dalam transisi energi Indonesia menuju sumber energi rendah karbon. Bendungan juga bermanfaat menjadi suplai penyimpanan air untuk irigasi pertanian dan kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, keberadaan PLTA juga menimbulkan isu-isu tradisional seperti permasalahan sosial, politik, dan ekologi lingkungan.
Seperti kasus yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah. Di sana terdapat tiga unit PLTA yang menggunakan air dari Sungai Poso sebagai sumber daya. Pembangunan PLTA membutuhkan area yang luas sehingga menutup aliran sungai. Prosesnya pun akan berdampak pada gangguan sosial kehidupan masyarakat lokal, ekosistem lingkungan sungai, dan juga masalah ekologi.
“Sebab PLTA menghalangi rute migrasi ikan yang akhirnya berdampak terhadap masyarakat yang secara ekonomi bergantung pada perikanan untuk mata pencaharian atau ketahanan pangan,” kata Plt. Kepala Pusat Riset Hukum (PRH) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Emilia Yustiningrum, dalam kegiatan Guest Lecture Series PRH BRIN bertemakan “Governing sustainable hydropower transformation in Indonesia: Negotiating contested perspectives across the water-energy-food nexus” di BRIN Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Jumat, 20 September 2024.
Baca Juga: Akses Pupuk Kimia Sulit, Petani Maratua Membuat Pupuk Organik
Ia mengeksplorasi tata kelola air melalui perspektif sistem dengan lokasi Poso. Sekaligus menjadi studi kasus untuk memahami peluang, konflik, dan upaya mediasi terkait pengembangan PLTA dan dampaknya terhadap perikanan belut yang unik secara ekologi.
Amy Falon dari Universitas Charles Sturt Australia dalam penelitiannya menyebutkan, dalam migrasi spesies perairan, belut di Danau Poso yang menjadi sumber mata pencaharian warga lokal telah dilaporkan berkurang keberadaannya sejak tahun 2019. Ini akibat bendungan PLTA menghalangi migrasi spesies tersebut antara danau dan sungai.
“Kekhawatiran terhadap jalur ikan mendorong Poso Energi untuk memasang jalur ikan di PLTA Poso 1 dan 2, yang saat ini efektif dalam investigasi oleh BRIN dan Universitas Charles Sturt Australia. Juga, melakukan program pembenihan ikan serta program CSR atau kompensasi,” kata dia.
Baca Juga: Djati Mardiatno, Masyarakat Bisa Lakukan Mitigasi Kekeringan Mandiri
Discussion about this post