Senin, 27 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kerumitan Kelola Hutan untuk Pembangunan dan Penurunan Emisi

Tak semua negara punya hutan. Saat punya, hutan dieksploitasi untuk banyak kepentingan. Di sisi lain, hutan harus diberdayakan untuk atasi perubahan iklim.

Rabu, 11 Oktober 2023
A A
Hutan hujan tropis Sumatera di kawasan ekowisata Tangkahan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara yang merupakan bagian Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Foto Dok Wanaloka.com.

Hutan hujan tropis Sumatera di kawasan ekowisata Tangkahan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara yang merupakan bagian Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Foto Dok Wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Pengalaman Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim melalui inovasi dan kebijakan pengelolaan hutan berkelanjutan juga dibagikan Siti kepada para Delegasi Archipelagic and Island States (AIS) Forum atau Forum Negara-Negara Pulau dan Kepulauan.

“Pemerintah Indonesia telah mendapat pengakuan dunia karena berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca dari Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD+) pada periode 2014-2016 sebesar 20,25 juta ton CO2eq. Bahkan menerima Result Based Payment sebesar USD 103,8 juta,” tutur Siti dalam acara “Forest Powers for Climate Action Workshop bertema “Forest Management Innovation and Policy in Mitigating Climate Change in Indonesia” di Nusa Dua, Bali pada 10 Oktober 2023.

Pencapaian tersebut, menurut Siti menunjukkan respon Indonesia yang ambisius terhadap ancaman perubahan iklim. Sekaligus menjadi bentuk peningkatan kepercayaan di dalam negeri dan dari dunia internasional.

Baca Juga: Dua Orangutan di Jalan Raya Bengalon – Muara Wahau Kutai Timur Diselamatkan

Ia mengajak negara-negara anggota AIS Forum untuk menguatkan ambisinya dan terus menciptakan kolaborasi dan inisiatif baru dalam rangka mengatasi perubahan iklim. Lantaran langkah itu sejalan dengan upaya mendorong pembangunan ekonomi yang rendah karbon, terutama lewat sektor kehutanan.

“Perubahan iklim bukan hanya tantangan global yang tidak mengenal batas-batas negara. Namun juga merupakan isu yang membutuhkan solusi yang perlu dikoordinasikan di tingkat internasional untuk membantu negara-negara berkembang menuju ekonomi rendah karbon,” jelas Siti.

Indonesia melalui sektor kehutanan telah menetapkan target net sink karbon pada tahun 2030 melalui program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 yang dibangun atas koreksi terhadap kebijakan dan langkah di sektor kehutanan selama tidak kurang dari tujuh tahun.

Baca Juga: Program Safety 1000 Training Extravaganza untuk Pelaku Wisata Selam

Langkah-langkah korektif untuk memperbaiki pengelolaan hutan dikembangkan dan diimplementasikan melalui penguatan kebijakan, program yang lebih terorganisir, dan proses kerja yang lebih baik. Termasuk sistem pemantauan dan verifikasi terhadap keluaran, hasil, dan dampak dari langkah-langkah koreksi tersebut.

Upaya signifikan untuk mengurangi emisi dari sektor FOLU di Indonesia akan berkontribusi 60 persen dari target penurunan emisi nasional yang tercantum dalam ENDC Indonesia. Terkait persoalan tersebut, melalui program Kampus Merdeka, kampus mengupayakan mahasiswa untuk dapat mengakses informasi terbarukan dari dunia kehutanan.

Salah satunya mengembangkan mata kuliah FOCU (Forestry Update Course), yaitu kegiatan perkuliahan tentang isu, kebijakan, dan praktik-praktik terkini untuk mahasiswa seluruh Indonesia. Mata kuliah tersebut terbuka untuk mahasiswa kehutanan serta melibatkan narasumber dan ahli dari berbagai sektor. [WLC02]

Sumber: UGM, PPID KLHK

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: AIS ForumEmisi gas rumah kacaFOLU Net Sink 2030Forestry Update CourseMenteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakarperubahan iklim

Editor

Next Post
Warga Rempang berkumpul, berpantun, berorasi dan bersalawat untuk menolak relokasi. Foto Istimewa.

Warga Melayu Rempang Bersalawat dan Berpantun Tolak Relokasi

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media