Wanaloka.com – Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mengatakan, berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah, Kabupaten Cirebon merupakan wilayah dengan kerentanan gerakan tanah kategori tinggi. Artinya, daerah tersebut mempunyai potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah.
“Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah apabila curah hujan di atas normal. Gerakan tanah lama dapat aktif kembali,”kata Wafid, Sabtu, 31 Mei 2025.
Ia memperkirakan, penyebab longsor di kawasan pertambangan di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada 30 Mei 2025 pukul 10.00 WIB, karena area terdampak memiliki kemiringan lereng tebing yang sangat terjal, yakni lebih dari 45 derajat.
Baca juga: Solusi Penumpukan Sampah Plastik dan Limbah Hewan Kurban Saat Iduladha
“Juga lokasi gerakan tanah berada area tambang terbuka dengan metode penambangan teknik under cutting,” imbuh Wafid.
Ia merekomendasikan masyarakat yang berada dekat dengan lokasi bencana agar segera mengungsi ke lokasi yang lebih aman dari bencana gerakan tanah. Sebab daerah tersebut masih berpotensi terjadi gerakan tanah atau longsor susulan.
Wafid juga meminta penanganan longsoran, evakuasi atau pencarian korban tertimbun agar memperhatikan cuaca dan lereng terjal.
Baca juga: Jumlah Korban Longsoran Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon Jadi 14 Jiwa
“Jangan dilakukan saat dan setelah hujan deras, karena daerah ini masih berpotensi terjadi gerakan tanah susulan yang bisa menimpa atau menimbun petugas,” terang dia.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa gerakan tanah longsor terjadi di lereng tambang batu alam yang mengakibatkan belasan korban tewas dan luka-luka. Alat berat berupa eskavator dan dump truck rusak parah. Juga masih terdapat sejumlah warga yang bekerja sebagai kuli angkut yang diduga tertimbun longsor.
19 orang tewas
Discussion about this post