“Ini bukan karena air hujannya, tapi untuk mengurangi paparan debu dan polusi yang mungkin mengandung mikroplastik,” jelas dia.
Masyarakat juga disarankan membawa botol minum isi ulang, menggunakan tas belanja non-plastik, serta ikut memilah sampah. Langkah kecil ini penting untuk menekan jumlah plastik di lingkungan dan mencegah pembentukan mikroplastik lebih banyak pada masa depan.
Baca juga: Kayu Laminasi, Solusi Keterbatasan Kayu Solid Akibat Alih Fungsi Hutan
Mengapa mikroplastik sulit terurai?
Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter hingga satu mikrometer. Ukurannya yang sangat kecil dan sulit terurai, membuat partikel ini bisa bertahan lama di lingkungan serta berpindah dari udara ke tanah, hingga ke air.
Secara umum, mikroplastik terbagi dua jenis. Pertama, mikroplastik primer, yakni partikel yang sejak awal berukuran kecil seperti microbeads dalam produk kosmetik dan pembersih. Kedua, mikroplastik sekunder yang berasal dari pecahan plastik berukuran besar seperti kantong plastik, botol minum, atau jaring nelayan.
Temuan BRIN ini menunjukkan mikroplastik sudah menjadi bagian dari siklus lingkungan. Plastik yang hancur di darat atau laut bisa terangkat angin, terbawa ke atmosfer, lalu turun kembali bersama hujan. [WLC02]
Sumber: Kementerian Kesehatan







Discussion about this post