Kamis, 13 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Nusa Tenggara Timur Ditarget Bebas Rabies Pada Desember 2024

Jumat, 21 Juni 2024
A A
Proses vaksinasi rabies pada anjing di Timor Tengah Selatan, NTT, 31 Januari 2024. Foto Dok. BNPB.

Proses vaksinasi rabies pada anjing di Timor Tengah Selatan, NTT, 31 Januari 2024. Foto Dok. BNPB.

Share on FacebookShare on Twitter

Alasan pelibatan BNPB dalam penanganan KLB rabies, Suharyanto menjelaskan bahwa BNPB diamanatkan Pemerintah untuk ikut mengatasi kejadian bencana non alam, yaitu rabies. Sebab BNPB mempunyai pengalaman menangani pandemi Covid-19 dan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi.

Berdasarkan data tercatat hingga 18 Juni 2024 terdapat 47 kematian akibat gigitan rabies dengan jumlah kasus gigitan mencapai 13,361 kasus per tahun.

Tingkat Kesembuhan Nol

Tingkat kesembuhan akibat gigitan hewan yang terinfeksi rabies adalah 0 (nol), artinya tidak bisa sembuh dan fatalitasnya sangat tinggi. Perlu upaya serius agar masyarakat lebih waspada terhadap hewan yang terinfeksi rabies.

Baca Juga: Jaga Stok Pangan, Jokowi Instruksikan Sedot Air Tanah dan Sungai Lewat Pompanisasi

BNPB ikut membantu dalam proses penanganan darurat KLB rabies dengan memberikan bantuan anggaran untuk operasional penanganan rabies. Salah satunya berupa percepatan vaksinasi yang intensif terhadap hewan yang terinfeksi rabies di daerah dengan tingkat kasus tinggi, yakni Kabupaten Belu, Kabupaten Sikka, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Ende, Kabupaten Ngada, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

‘Walau terjadi penurunan kasus dari tahun 2023 ke 2024, kami jangan sampai lengah. Tetap waspada dengan fenomena ini agar tidak ada lagi korban jiwa yang jatuh karena rabies akibat gigitan hewan,” jelas Suharyanto. [WLC02]

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: hewan penular rabiesKepala BNPB Letjen TNI SuharyantoKLB rabiesNusa Tenggara Timur

Editor

Next Post
Ilustrasi lahan gambut. Foto Dok. Cifor.

Upaya KLHK Membuktikan Kerusakan Gambut Dapat Dipulihkan

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Peringatan BMKG, Cuaca Ekstrem Sepekan Ini
    In News
    Senin, 10 November 2025
  • Ilustrasi ancaman perubahan iklim bagi masa depan anak. Foto Pexels/pixabay.comJejaring CSO Ajak Anak Muda Pantau Negosiasi Solusi Iklim Indonesia di COP 30 
    In News
    Minggu, 9 November 2025
  • Berperahu menuju Pulau Pamujan di Desa Domas, Kabupaten Serang, Banten. Foto Dok. ITB.Pulau Pamujan, Punya Tutupan Mangrove Asri Tetapi Terancam Abrasi
    In Traveling
    Minggu, 9 November 2025
  • Dosen ITB, Andy Yahya Al Hakim, memberikan sosialisasi di Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen, 15 September 2025. Foto Tim PPM/ITB.Sumber Air Sekitar Kawah Ijen Tercemar Fluorida, Gigi Warga Kuning dan Keropos
    In IPTEK
    Sabtu, 8 November 2025
  • Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Utusan Khusus Presiden Indonesia Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo dan Menteri KLH/BPLH Hanif Faisol Nurofiq di Forum COP 30 di Belem, Brasil. Foto Dok. KLH/BPLH.Klaim dan Janji-janji Indonesia di Forum Iklim Global COP30 Belém
    In Lingkungan
    Sabtu, 8 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media