Teknologi palka pendingin tenaga surya ini mampu menekan biaya operasional nelayan hingga 30 persen karena tidak perlu membeli es. Selain itu, hasil tangkapan yang lebih segar meningkatkan harga jual ikan sebesar 10–15 persen.
Inovasi ini juga mendukung target ekonomi biru dan transisi energi bersih yang sedang digalakkan pemerintah.
“Kami ingin nelayan kecil bukan hanya menjadi pengguna teknologi, tapi juga bagian dari solusi energi terbarukan,” tambah dia.
Setelah uji coba sukses di Jawa Barat, tim IPB University bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), United Nations Development Programme (UNDP), dan mitra industri PT Cahaya Hijau Indonesia memperluas implementasi ke wilayah potensial perikanan di Tanimbar dan Morotai.
Baca juga: Walhi Desak Indonesia Suarakan Kembali ke Rakyat – Kembali ke Akar di COP 30
“Rencana ini sejalan dengan program SeaBLUE Palka Pendingin Project yang menargetkan 300 kapal nelayan dengan sistem PLTS komunal 3–5 kWp,” imbuh dia.
Selain menuju tahap komersialisasi, inovasi ini telah didaftarkan hak paten teknologi dan publikasi ilmiah sebagai bentuk hilirisasi riset IPB University dengan nomor pendaftaran P00202506400.
Palka Pendingin Tenaga Surya menjadi simbol inovasi IPB University dalam menggabungkan riset, teknologi, dan pemberdayaan masyarakat pesisir. Dengan dukungan energi terbarukan, nelayan kecil kini memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan kesejahteraan tanpa merusak lingkungan laut. [WLC02]
Sumber: IPB University







Discussion about this post