Baca juga: Masyarakat Sipil Tolak AZEC, Solusi Palsu Perpanjang Ketergantungan Energi Fosil
Kiriman air dari hulu sungai mengakibatkan Kali Cikarang di wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat meluap hingga menjebol tanggul jebol karena saluran drainase kurang memadai. Tujuh kecamatan terendam air dengan ketinggian antara 20-140 sentimeter, yaitu Kecamatan Serang Baru, Cikarang Utara, Sukatani, Cikarang Selatan, Cikarang Barat, Karangbahagia, dan Cibitung.
Total warga terdampak dari tujuh kecamatan sejumlah 3.548 jiwa. Warga mengungsi terdata 712 KK atau 1.382 jiwa tersebar di beberapa titik pengungsian, antara lain Kampung Blokang 272 KK, Perumahan Taman Bali Kahuripan Desa Sukahurip 150 KK, Lapangan Jabon 210 KK, dan TPQ Fadlulloh 80 KK.
Pada Minggu, 2 November 2025, genangan air di enam kecamatan terpantau telah surut, sementara genangan di Kecamatan Sukatani berangsur surut. BPBD Bekasi berkoordinasi dengan aparat desa setempat melakukan pendataan dan melakukan penyedotan genangan air di lokasi terdampak.
Baca juga: Ubi Kayu Berpotensi Jadi Pengganti Tepung Terigu Impor
Di Kabupaten Bandung, hujan dengan intensitas tinggi, Sabtu, 1 November 2025, memicu kenaikan debit Sungai Citarum, Cikapundung, Cipalasari, dan Cigede. Kecamatan Bojongsoang, Baleendah, dan Dayeuhkolot terdampak luapan sungai hingga tergenang banjir dengan ketinggian air antara 10-100 sentimeter.
Akibatnya, 343 jiwa terdampak dan 24 jiwa di antaranya mengungsi di shelter pengungsian Desa Dayeuhkolot. Hingga Minggu, 2 November 2025, banjir di Desa Bojongasih, Kecamatan Dayeuhkolot belum surut.
Sebaran hujan dengan intensitas tinggi juga mencapai wilayah Provinsi Aceh. Di Kabupaten Aceh Timur, hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi selama tiga jam sejak Sabtu, 1 November 2025, menyebabkan banjir di pemukiman warga gampong Alue Sentang, Kecamatan Birem Bayeun dengan ketinggian air antara 20–50 sentimeter.
Baca juga: Kayu Laminasi, Solusi Keterbatasan Kayu Solid Akibat Alih Fungsi Hutan
Sebanyak 55 KK warga terdampak. BPBD Aceh Timur menuju lokasi banjir untuk melakukan pendataan dan koordinasi. Banjir dilaporkan masih bertahan dan belum surut.
Menyikapi potensi bahaya hidrometeorologi pada musim hujan, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.
Langkah-langkah kesiapsiagaan dapat dilakukan dengan memangkas pohon yang rapuh, memeriksa kekuatan bangunan, menyimpan dokumen berharga dan peralatan elektronik penting di tempat yang aman, menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan dasar untuk tiga hari, serta memantau prakiraan cuaca dari sumber yang kredibel. Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi lebih dari satu jam, masyarakat hendaknya bersiap untuk evakuasi ke tempat yang lebih aman. [WLC02]







Discussion about this post