Minggu, 27 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Sempat Dilarang, Pemerintah Mulai Lirik Budidaya Tanaman Kratom

Kamis, 20 Juni 2024
A A
Tanaman kratom. Foto disnakertrans. kapuashulukab.go.id.

Tanaman kratom. Foto disnakertrans. kapuashulukab.go.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Meskipun sempat dilarang Badan Nasional Narkotika (BNN) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Pemerintah akan segera mengatur regulasi budidaya kratom di Tanah Air. Alasannya, nilai ekonomi dan kualitas dari tanaman kratom dapat terus meningkat. Potensi budidaya kratom menjadi langkah untuk meningkatkan nilai ekonomis dan kualitas produksi tanaman yang tengah mengalami penurunan harga menjadi fokus bahasan dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 20 Juni 2024.

“Saran kami, kalau ini regulasinya sudah diatur mungkin kami budidayakan ke depan supaya nilai ekonomisnya, kualitasnya, dan seterusnya bisa meningkat karena harga sekarang ini turun drastis karena banyak faktor. Kualitasnya, distribusinya, dan seterusnya,” ujar Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kepada awak media di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 20 Juni 2024.

Amran menambahkan pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengatur kratom di bawah naungan Kementerian Pertanian dengan membentuk korporasi. Melalui korporasi tersebut, ia berharap kualitas dan kontinuitas produksi kratom dapat terpenuhi sebagai syarat utama untuk meningkatkan ekspor dan kesejahteraan petani.

Baca Juga: Jaga Stok Pangan, Jokowi Instruksikan Sedot Air Tanah dan Sungai Lewat Pompanisasi

“Kalau ada korporasi yang mengelola ini, kami korporasikan sehingga kualitasnya terjamin, kuantitasnya terjamin, karena itu syarat untuk ekspor. Kalau kualitasnya terjamin, otomatis meningkatkan kesejahteraan petani,” papar Amran.

Dalam rapat tersebut, Jokowi dan menteri terkait juga membahas tentang prospek ekspor kratom yang saat ini harga pasar telah menurun cukup drastis menjadi 2 hingga 5 dolar per unit, dari sebelumnya mencapai 30 dolar. Pemerintah berharap dengan regulasi yang tepat, budidaya kratom dapat diorganisasi lebih baik melalui korporasi sehingga dapat menghasilkan produk berkualitas dan stabil dalam pasokan.

“Yang terpenting kuantitasnya, dalam hal ini kuantumnya, kemudian kualitasnya sehingga dulu harga 30 dolar, sekarang jatuh sampai 2 dolar, 5 dolar, nah ini jatuh terlalu rendah,” ucap Mentan.

Baca Juga: Forum Cik Di Tiro Desak NU dan Muhammadiyah Tolak Tawaran Bisnis Tambang, Bisa Terjerumus Dosa Ekologis

Sedangkan aturan teknis terkait budidaya kratom diharapkan juga dapat segera ditetapkan untuk memfasilitasi proses budidaya yang lebih terstruktur dan produktif. Mentan optimistis bahwa dengan harga yang menguntungkan, budidaya kratom dapat menjadi pilihan yang menjanjikan bagi petani di Indonesia.

“Kita tunggu, nanti begitu regulasinya sudah ada, budidayanya insyaallah mudah, kenapa? Karena harganya baik, harganya bagus, pernah mencapai 30 dolar,” tutur Mentan.

Rapat terbatas ini menegaskan komitmen pemerintah dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alam Indonesia melalui pengelolaan yang terencana dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Juga: Rehabilitasi Mangrove dengan Alat Penahan Ombak dari Limbah Plastik

BRIN Kolaborasi Riset Kratom

Setahun lalu, Kepala Organisasi Riset Kesehatan (ORK) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Niluh Putu Indi Dharmayanti menjelaskan, tanaman Kratom (Mitragyna speciosa Korth) merupakan tanaman dari famili Rubiaceae yang banyak tumbuh di wilayah Asia Tenggara dan telah menjadi perhatian global. Di Indonesia, tanaman ini sudah banyak dimanfaatkan dan dibudidayakan masyarakat di Kalimantan Barat. Bahkan menjadi komoditi dengan peluang ekspor tinggi dan menguntungkan secara ekonomi.

Indi mengatakan secara tradisional tanaman Kratom telah banyak dimanfaatkan masyarakat untuk membantu menjaga kesehatan dan kebugaran. Menurut dia perlu dilakukan banyak penelitian yang harus mendukungnya.

“Misalnya dari aspek botani, fitokimia, farmakodinamik, farmakokinetik, genetik, molekuler dan jg beberapa penelitian klinis dan komunitas “, ujar Indi dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Kratom: Perspektif Ilmiah dan Kepentingan Nasional” di Grand Zuri BSD City, Serpong pada 31 Mei 2023.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Asia TenggaraKalimantan BaratMitragyna speciosa Korthtanaman kratom

Editor

Next Post
Ilustrasi rak buku di dinding. Foto JayMantri/pixabay.com.

Mitigasi Kebisingan, Pasang Rak Buku untuk Memecah Gelombang Suara

Discussion about this post

TERKINI

  • Mahkamah Konstitusi menolak pengajuan uji formil UU KSDAHE, 17 Juli 2025. Foto Dok. AMAN.MK Tolak Uji Formil UU KSDAHE, Dissenting Opinion Dua Hakim Sebut Ada Pelanggaran
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Riau, 23 Juli 2025. Foto Dok. BMKG.Juli Puncak Kemarau di Riau, Potensi Karhutla Meningkat hingga Awal Agustus
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Ilustrasi gajah di kawasan DAS Peusangan, Aceh. Foto WWF Indonesia.Lahan Konservasi Gajah dari Prabowo, Pakar Ingatkan Kepastian Status Lahan dan Kesesuaian Habitat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Komisi XIII menerima audiensi LEM UII Yogyakarta terkait RUU Masyarakat Adat di Gedung DPR, 21 Juli 2025. Foto Runi-Andri/Parlementaria.Lebih Dua Dekade, Baleg dan Komisi XIII DPR Janji Sahkan RUU Masyarakat Adat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Peresmian Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya di Jakarta, 21 Juli 2025. Foto BMKG.Fondasi Gedung Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya Sedalam 30 Meter
    In IPTEK
    Rabu, 23 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media