Berdasarkan catatan sejarah, erupsi Raung menghasilkan aliran piroklastik, jatuhan piroklastik dan aliran lava andesitik sampai basaltik. Sedangkan saat tidak terjadi erupsi, aktivitas berupa hembusan gas di dasar kawah.
Rangkaian erupsi pada Juli hingga Oktober 2020 menghasilkan material batuan berukuran abu yang sebarannya terbatas di sekitar kawah puncak. Pada bulan Januari 2021 hingga Februari 2021 terjadi erupsi abu berwarna hitam dan kecoklatan disertai aliran lava di dasar kawah. Erupsi terakhir Raung juga terjadi pada tanggal 27 Juli 2022 berupa erupsi abu.
“Dalam tingkat aktivitas Level II, masyarakat dan pengunjung diminta tidak mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius 3 km. Tingkat aktivitas Raung akan ditinjau kembali apabila terdapat perubahan visual dan kegempaan yang signifikan,” terang Hendra.
Baca Juga: Mirzam Abdurrachman: Marapi Mendadak Meletus karena Gangguan Dapur Magma atau Sesar Sumatera?
Masyarakat diminta untuk mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan Badan Geologi melalui PVMBG. Serta tidak terpancing informasi yang tidak benar dan tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Raung. Selain itu juga diminta untuk mengikuti arahan dari instansi berwenang, yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, BMKG, kementerian atau lembaga, Pemda, dan instansi terkait lainnya.
Saat ini, beberapa gunung api di Indonesia sedang mengalami peningkatan aktivitas. Untuk mengetahui informasi mengenai aktivitas gunung api, gempa bumi, dan gerakan tanah di Indonesia terkini dapat diperoleh melalui aplikasi/Website Magma Indonesia (vsi.esdm.go.id atau magma.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG (Facebook, Twitter, dan Instagram). [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM
Discussion about this post