Ia menjelaskan konsentrasi gas radon mengalami kenaikan hingga lebih dari sembilan kali lipat sebelum kejadian gempa bumi yang terjadi di Bengkulu M6,8 pada 18 November 2022 dan di Cianjur M5,6 pada tanggal 21 November 2022. Berdasarkan algoritma prediksi waktu terjadinya gempa bumi yang diintegrasikan dengan pesan automatis melalui aplikasi Telegram terdapat peringatan pada sistem peringatan dini gempa bumi yang telah dirancang oleh tim peneliti
Berdasarkan status “waspada” pada 18 November 2022 tersebut, Sunarno lebih detail menjelaskan dalam 1-4 hari ke depan akan terjadi gempa dengan magnitudo lebih dari M4,5.
Baca Juga: Data Terbaru Jumlah Korban Meninggal Gempa Cianjur 323 Orang
“Tapi tim peneliti EWS Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM ini tidak punya hak untuk mengumumkan hasil prediksi tersebut kepada publik,” kata Sunarno.
Di sisi lain, sistem peringatan dini gempa bumi yang dirancang tim peneliti ini masih dalam pengembangan untuk mencapai sistem peringatan dini gempa bumi yang ideal yang digariskan USGS (United State of Geological Survey). Bahwa sistem peringatan gempa bumi yang ideal terdiri dari tanggal dan waktu, magnitudo, dan lokasi.
“Jadi kami masih menyempurnakan agar lebih spesifik diketahui waktu, magnitudo, dan lokasi gempa,” imbuh Sunarno. [WLC02]
Sumber: UGM
Discussion about this post