Wanaloka.com – Negara-negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam forum ASEAN Institute for Disaster Health Management (AIDHM) memilih Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menjadi tuan rumah penyelenggaraan 2nd ASEAN Academic Conference (AAC ke-2) tentang Manajemen Bencana Kesehatan yang berlangsung 17-19 Oktober 2023. Salah satu alasannya terkait pengalaman dalam strategi pencegahan, mitigasi, hingga pemulihan setelah bencana pandemi Covid-19 yang menjadi fokus utama di berbagai negara.
Peran tuan rumah AAC adalah membawahi segala informasi dan pengetahuan di ASEAN (terkait kebencanaan). Juga berbagi pengalaman, pengetahuan untuk meningkatkan strategi kebencanaan antar negara.
“Ini penting, karena hampir seluruh daerah di Indonesia masuk sebagai zona merah bencana. Artinya, kesiapan siagaan kamiharus dari sekarang,” kata Direktur Pusat Krisis Kementerian Kesehatan Indonesia, . Sumarjaya dalam konferensi pers pada 17 Oktober 2023.
Baca Juga: Jepang Buang Limbah Radiokatif ke Laut, DPR Waspadai Impor Seafood
Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sepanjang tahun 2023 tercatat ada 852 bencana banjir, 487 kebakaran hutan, 442 tanah longsor, 24 gelombang pasang, dan 21 gempa bumi. Bencana tersebut mengakibatkan setidaknya 4,2 juta orang harus mengungsi, 5.552 orang luka-luka, 199 korban jiwa, dan 10 orang menghilang. Keseluruhan jumlah tersebut mencerminkan kurang penerapan sistem kebencanaan. Konferensi AAC mendorong negara-negara ASEAN untuk bekerja sama merumuskan sistem kebencanaan yang sesuai dengan kondisi masing-masing negara.
“Kami sebagai universitas sudah aktif dalam menangani bencana, terutama tsunami. Kami sering menghadirkan ahli-ahli dalam beberapa bencana yang terjadi di Indonesia. Ini juga kolaborasi yang luar biasa dan penting untuk mengelaborasi upaya-upaya di bidang kesehatan. Kami siap untuk menyelenggarakan bentuk pelatihan dan penelitian bersama negara ASEAN,” tutur Dekan FK-KMK UGM, Prof. Yodi Mahendradhata.
Baca Juga: Pengetahuan Etnobotani Suku Rejang untuk Ketahanan Pangan Terancam Punah
Discussion about this post