UGM sebagai tuan rumah AAC memiliki lima mandat yang harus dilaksanakan untuk memimpin strategi kebencanaan di ASEAN. Pertama, menyelenggarakan kegiatan akademik untuk memperkuat kapasitas personel terkait kesehatan bencana seperti pengembangan kurikulum, pelatihan, dan latihan simulasi. Kedua, melakukan konsultasi dalam mendukung dan membantu pengembangan, serta melaksanakan kegiatan penanggulangan kesehatan bencana.
Ketiga, memfasilitasi, memberikan panduan dan kebijakan, serta mendukung penyelenggaraan latihan kolaborasi regional tentang manajemen kesehatan bencana di AMS. Keempat, mendukung ASEAN Academic Network on Disaster Health Management (AANDHM), termasuk steering committee, dalam pelaksanaan mandatnya sebagaimana dijelaskan dalam ToR.
Baca Juga: PBB Proyeksikan Krisis Air Dunia Tahun 2025, Krisis Pangan Tahun 2045
Kelima, mendukung dan memfasilitasi pembentukan jaringan regional pusat pelatihan negara-negara anggota ASEAN yang melaksanakan program pembelajaran, pendidikan, dan atau penelitian umum dan khusus tentang manajemen kesehatan kebencanaan.
AAC yang diadakan selama dua hari tersebut menjadi bagian dari implementasi mandat AIDHM—yang diketuai oleh UGM—untuk memulai diskusi terkait kondisi sistem kebencanaan internasional.
Sebelumnya, AAC pertama tidak bisa diselenggarakan secara luring karena saat pandemi. Indonesia berkesempatan pertama untuk menyelenggarakan ACC secara luring. Setiap negara peserta mengirimkan 5-11 delegasi. [WLC02]
Sumber: UGM
Discussion about this post