Wanaloka.com – Alumni Fakultas Seni Rupa Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB), Wisli Sagara berhasil menaklukkan Jepang dengan sepeda bambu melalui ajang sepeda bergengsi The Japanese Odyssey 2023 pada awal November lalu. Event tersebut menjadi ajang untuk mempromosikan sepeda ramah lingkungan dan berkelanjutan lewat proyek Kayuh Untuk Bumi.
Awal mula terjun dalam proyek tersebut bermula saat Wisli diminta untuk mempromosikan brand sepeda bumi asal Temanggung, yakni Spedagi di G20 Summit Bali pada 15 November 2022. Saat itu, Owner Brand Spedagi, Singgih Susilo Kartono dan Wisli berkolaborasi menyelenggarakan program “Bersepeda Pagi” yang memberikan fasilitas kepada tamu penting untuk bersepeda.
Keikutsertaan Wisli dalam proyek Spedagi karena ada kesamaan visi antara Spedagi dan dirinya. Menurut dia, Spedagi membawa konsep revitalisasi desa untuk mengembangkan potensi desa di Indonesia. Konsep itu selaras dengan visi Wisli yang ingin memajukan tempat tinggalnya di Kaki Gunung Batukaru, Bali. Ia berharap, desa tempat tinggalnya dapat lebih dikenal banyak orang.
Baca Juga: Ketinggian Kolom Letusan Gunung Dukono Masih 1.000 Meter Lebih
Kolaborasi keduanya terus berlangsung hingga tahun 2023. Awal 2023, Wisli dan tim Spedagi berkesempatan mengikuti KTT Asean di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Melalui sepeda bambu, Wisli dan tim mencoba untuk mempromosikan produk bambu sebagai produk yang sustain, inovatif, dan bentuk komitmen Indonesia terhadap energi ramah lingkungan. Dari sinilah, Wisli secara tidak langsung dinobatkan sebagai duta sepeda bambu.
“Saya cenderung lebih suka yang unik dan langka,” tutur Wisli mengungkapkan alasan memilih sepeda bambu pada 19 November 2023.
Di pertengahan 2023, tercetus ide Wisli untuk lebih memperkenalkan sepeda bambu lebih luas lagi. Berbekal keyakinan dan tekad kuat, Wisli dan Singgih berhasil bekerja sama dengan Yayasan Bamboo Lingkungan Lestari dan Pertamina melalui kampanye “Kayuh Untuk Bumi”. Awal perjalanan kampanye dia dimulai dengan mengikuti festival Paris-Brest-Paris 2023 di Perancis yang berlangsung dari 20 hingga 24 Agustus 2023.
Baca Juga: Anak Badak Sumatera Delilah Lahir 10 Hari Lebih Cepat
“Karena acara ini termasuk acara tertua di dunia,” ungkap Wisli terkait ketertarikan pada acara itu.
Mengingat Paris-Brest-Paris pertama kali diselenggarakan pada 1891. Di acara itu, tiap peserta harus menempuh jarak tempuh 1.200 kilometer dengan batas waktu maksimal 90 jam. Wisli pun berhasil menjadi pesepeda bambu pertama yang melintasi garis finis pada pukul 10.00 waktu Paris dengan total waktu tempuh 87 jam 4 menit 9 detik. Secara tidak langsung, misinya untuk memperkenalkan sepeda bambu terwujud dengan pencapaian luar biasanya di Paris-Brest-Paris 2023.
“Saya sangat menikmati bersepeda di Perancis karena mendapat sambutan meriah dan dukungan moril serta materiil oleh warga sekitar. Sangat terasa sekali atmosfer kekeluargaannya,” ucap Wisli.
Baca Juga: Waspada Potensi Banjir Rob Periode 25 November hingga 1 Desember 2023
Tidak puas di Paris, misi promosi sepeda bambu pun berlanjut ke Jepang melalui acara The Japanese Odyssey 2023 pada awal November 2023. Berbeda dengan Paris yang menyuguhkan trek ramah bagi pesepeda, di Jepang Wisli harus berpacu dengan medan yang menantang.
Garis start berada di kaki Gunung Sakurajima, Kagoshima Selatan yang termasuk salah satu gunung api dengan asap belerang yang masih membumbung. Tiap peserta diwajibkan mencapai garis finish di Observatorium Ashigezaki, Hachione selama 12 hari dengan total jarak tempuh 2.700 kilometer.
“Kami diberi ruang kebebasan mendesain rute. Yang penting, kami sampai di garis finish yang telah ditentukan,” kata Wisli.
Baca Juga: Oktober 2023, 16 Rumpon Ilegal Diamankan di Perbatasan Indonesia-Filipina
Laki-laki 40 tahun ini pun merasa tertantang. Lagi-lagi dia mengaku sangat menikmati perjalanannya di Jepang. Selama di Jepang, dia bersepeda sendiri sehingga banyak pengalaman baru mulai dari menyusuri trek hutan semalaman hingga menginap di toilet umum. Wisli juga dibuat kagum dengan lintasan di Jepang yang membelah bukit dan pegunungan.
Discussion about this post