Sabtu, 23 September 2023
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Ada Elang Caraka dan SPORC untuk Amankan Hutan, Begini Cara Kerjanya

Elang Caraka adalah pesawat tanpa awak untuk mendeteksi dini kebakaran hutan. Sedangkan keberadaan SPORC untuk mengamankan hutan dari tindak kejahatan harus dengan cara kolaborasi.

Sabtu, 8 Januari 2022
A A
Ilustrasi kebakaran hutan. Foto Geralt/pixabay.com.

Ilustrasi kebakaran hutan. Foto Geralt/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Beberapa tahun belakangan kawasan hutan Indonesia mengalami penyusutan akibat peristiwa kebakaran hutan dan pembalakan liar. Sementara kondisi geografis berupa medan lahan gambut yang luas, kurangnya akses jalan, terbatasnya sumber daya manusia, dan minimnya fasilitas menimbulkan masalah besar untuk mendeteksi titik api dan pemadaman dini kebakaran.

“Ketika hutan terbakar, jarang ada yang mengetahui titik terbakar hutan tersebut,” kata Peneliti Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM, Gesang Nugroho dalam laman ugm.ac.id, Kamis, 6 Januari 2022.

Menurut Gesang diperlukan alat pendeteksi dini titik api di hutan untuk menghindari meluasnya kebakaran hutan dan lahan gambut (karhutla). Bersama tim yang dipimpinnya, Gesang bersama tim mengembangkan pesawat tanpa awak yang diberi nama Elang Caraka. Pesawat ini berfungsi melakukan deteksi dini kebakaran untuk mencegah meluasnya karhutla di Indonesia.

Baca Juga: Bencana Hidrometeorologi di Kota Jayapura, 6 Orang Meninggal Dunia

“Operator dapat mengendalikan pesawat tanpa awak dari jarak jauh serta melihat rekaman gambar secara langsung melalui monitor yang ada di Ground Control Station,” terang Gesang.

Pesawat tanpa awak Elang Caraka. Foto ugm.ac.id
Pesawat tanpa awak Elang Caraka. Foto ugm.ac.id

Pesawat tanpa awak ini dirancang mampu terbang selama enam jam dengan jarak tempuh 200 kilometer untuk melakukan pengawasan wilayah secara autonomous. Bentang sayapnya sepanjang 3,6 meter dan badan pesawat sepanjang  1,92 meter. Mesinnya berkapasitas 30 cc untuk menerbangkan pesawat yang berbobot 20 kilogram dan hanya memerlukan landasan sepanjang 90 meter untuk lepas landas dan mendarat.

Pesawat ini dilengkapi kamera thermal atau kamera suhu untuk mengirimkan rekaman udara secara langsung yang dapat dilihat di darat. Sedangkan untuk mendeteksi kebakaran menggunakan sensor cerdas electrical nose (Enose) yang mampu mendeteksi asap yang ditunjukkan peningkatan grafik output dari sensor cerdas dibanding dengan kondisi normal tanpa asap.

“Enose bekerja seperti halnya hidung manusia, menggunakan larik sensor gas yang mampu mendeteksi asap tersebut,” kata Gesang.

Baca Juga: Awal Tahun 2022, Kabupaten Bungo Dilanda Bencana Hidrometeorologi

Elang Caraka juga mampu dioperasikan pada siang maupun malam. Sekaligus menjadi solusi atas patroli selama ini yang menggunakan helikopter. Selain berbiaya mahal, pemantauan titik api dengan helikopter hanya bisa dilakukan pada siang hari.

“Dengan Elang Caraka, kami berharap tim pemadam dapat memadamkan api secara langsung sebelum membesar dan meluas,” kata Gesang, sehingga kebakaran hutan bisa ditanggulangi.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Elang CarakaEnoseFOLU Net Sink 2030Gesang NugrohokarhutlaKebakaran hutanKLHKLabuan Bajopembalakan liarpesawat tanpa awakProgram Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik UGMRasio Ridho SaniSPORC

Editor

Next Post
Ilustrasi anak-anak Indonesia. Foto aditiotantra/pixabay.com.

PTM 100 Persen, Ini Persiapan Anak Jelang Vaksinasi Covid-19

Discussion about this post

TERKINI

  • Episenter gempa 6,6 magnitudo Laut Banda, Maluku, pada Jumat, 22 September 2023, pukul 21.59 WIB. Foto Google Earth berdasarkan koordinat pusat gempa BMKG.Gempa 6,6 Magnitudo Laut Banda Maluku, Ini Analisis BMKG
    In News
    Jumat, 22 September 2023
  • Presiden Jokowi didampingi Menteri Siti Nurbaya meninjau persemaian Mentawir pada Kamis, 21 September 2023. Foto ppid.menlhk.go.id.Dari Mentawir Menghijaukan Ibu Kota Nusantara dan Kalimantan
    In News
    Kamis, 21 September 2023
  • Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Budi Setiadi Daryono. Foto sustainabledevelopment.ugm.ac.id.Budi Setiadi: Teknologi AI Berperan Mengelola dan Melestarikan Sumber Hayati
    In Sosok
    Rabu, 20 September 2023
  • Ilustrasi kapal penangkap ikan. Foto moritz320/pixabay.com.Walhi: Ekonomi Biru Dorong Perampasan Ruang Laut di Indonesia, Ini Catatannya
    In Lingkungan
    Rabu, 20 September 2023
  • Pembukaan The 4th Workshop of Blue Carbon Hub Think Thank - IORA di Bali. Foto Dok. Kemenko Marves.Ekosistem Karbon Biru Diklaim Dukung Keberlanjutan Ekonomi Biru
    In News
    Rabu, 20 September 2023
wanaloka.com

©2022 Wanaloka Media

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Wanaloka.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2022 Wanaloka Media