Site visit dilanjutkan ke kuburan massal yang merupakan tempat pemakaman korban bencana tsunami tahun 2004, Monumen Thanks to The World sebagai pengingat dan ucapan terima kasih kepada dunia yang telah membantu membangun Aceh Kembali. Juga ke PLTD Apung yang menjadi bukti sejarah kedahsyatan ombak tsunami yang mampu menyeret kapal dengan berat 2000 ton sejauh 5 km ke daratan.
“Harapannya, study dan site visit ini mampu memberikan pemahaman sejarah dan pembelajaran kejadian tsunami Aceh sehingga kesadaran dan kesiapsiagaan bersama dapat diperkuat,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalamketerangan tertulis tertanggal 30 Agustus 2024.
Tim juga melakukan kunjungan itu dilakukan koordinasi dan sharing perkembangan kesadaran masyarakat Banda Aceh melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi yang telah dilakukan BPBA bersama mitra terkait. BPBA, sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana dan manajemen risiko bencana, menyampaikan berbagai strategi mitigasi yang telah diimplementasikan pasca tsunami 2004, serta tantangan yang dihadapi dalam mengedukasi dan mempersiapkan masyarakat menghadapi bencana di masa depan.
Baca Juga: Nasih Yuwono, Olah Sisa Makanan dengan Ember Tumpuk Jalin Kerja Sama Desa Kota
Sementara koordinasi dan penggalian data dan informasi mengenai penanganan tsunami 2004 dilakukan bersama Balai Arsip Statis dan Tsunami Aceh (BAST) ANRI. Arsip adalah bukti vital dalam kejadian atau peristiwa. Melalui arsip, sebuah kejadian dapat dipahami dan dapat ditarik pembelajaran untuk masa mendatang.
BAST ANRI menyimpan berbagai arsip yang berhubungan dengan penanganan bencana tsunami yang melanda Aceh pada tahun 2004 silam. Termasuk dokumentasi, laporan penanganan, foto, dan rekaman audio-visual yang menjadi saksi dari tragedi tersebut. [WLC02]
Sumber: BNPB
Discussion about this post