Wanaloka.com – Pada 20-25 Juli 2025, Tim Assesor dari UNESCO akan datang ke Danau Toba, Sumatera Utara untuk melakukan revalidasi kedua. Revalidasi adalah menilai kembali apakah pengelolaan kawasan geopark, khususnya geosite-geosite di kawasan Danau Toba sesuai dengan prinsip geopark dunia.
Penanaman pohon dilakukan secara serentak di tujuh kabupaten se-kawasan Danau Toba. Gerakan tanam bersama ini sebagai aksi untuk kampanye dan sosialisasi geopark Kaldera Toba, yang sebentar lagi akan kembali dinilai oleh UNESCO. Sekaligus memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 6 Juni.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut), Effendy Pohan mengajak masyarakat untuk menyukseskan kegiatan tersebut. Serta bersama-sama menjaga dan merawat geosite yang berada di kawasan Danau Toba.
Baca juga: Pakar IPB Sebut Metode Penggalian Sebabkan Longsor Tambang Gunung Kuda
“Karena, geosite bukan hanya aset pariwisata, namun juga sebagai ruang edukasi, warisan budaya, dan ekonomi,” ujar Effendy saat kegiatan penanaman pohon bertema “Gerakan Bersama untuk Kaldera Toba” di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Rabu, 4 Juni 2025.
Ia menjelaskan, penetapan Danau Toba sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark sejak 2020 merupakan suatu tonggak sejarah. Pengakuan ini membawa harapan besar sekaligus tanggung jawab besar.
Discussion about this post