Wanaloka.com – Gunung Merapi yang terletak di sebagian wilayah Jawa Tengah dan sebagian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Jumat, 8 Desember 2023 pukul 14.46 WIB. Berdasarkan pantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melalui pos pengamatan Jurangjero dan Babadan, arah angin terdeteksi mengarah ke utara. Sementara di wilayah puncak juga terjadi hujan dengan intensitas tinggi, sehingga menghalangi perekaman visual.
Hasil perekaman data seismogram BPPTKG, luncuran APG terjadi beberapa kali. Pertama kali mulai pukul 14.49, durasi 360 detik, amplitudo maksimal (amak) 73 mm. Kemudian pukul 14.56, durasi 120 detik, amak 75 mm. Pukul 14.59, durasi 120 detik, amak 78 mm; pukul 15.06, durasi 137 detik, amak 69 mm. Pukul 15.09, durasi 137 detik, amak 76 mm. Pukul 15.32, durasi 106 detik, amax 75 mm dan Pukul 15.48, durasi 123 detik, amak 72 mm. Adapun jarak luncur terdeteksi hingga 3.500 meter arah Barat Daya atau arah Kali Krasak.
“Visual APG berwarna kelabu pekat terpantau, tetapi tertutup kabut putih,” kata petugas Pos Babadan, Yulianto dalam siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 8 Desember 2023.
Baca Juga: Reklamasi Pascatambang untuk Lapangan Golf hingga Ternak Kambing
Lebih lanjut, Yulianto mengatakan, hujan membawa abu vulkanik sampai ke wilayah Desa Krinjing dan Desa Paten di Kabupaten Magelang serta Desa Stabelan, Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Tlogolele, Kabupaten Boyolali.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Suratno menuturkan anggotanya telah menuju ke lokasi terdampak, setelah menerima laporan dari Tim Siaga Desa (TSD) Tlogolele.
“Tim BPBD sudah menuju lokasi,” jelas Suratno.
Baca Juga: 75 Korban Erupsi Marapi Ditemukan, Proses Evakuasi Resmi Dihentikan
Mengingat APG dan hujan berlangung pada waktu yang sama, Suratno juga memonitor laporan dari anggotanya tersebut untuk memperhatikan keselamatan. Jika memang belum memungkinkan mencapai lokasi karena visibility terbatas maupun kondisi cuaca yang belum dapat dipastikan, maka Suratno akan menarik mundur sementara anggota. Namun tetap berkoordinasi dengan tim TSD Tlogolele.
“Kalau tidak memungkinkan ya sudah. Kami tunda, tetapi tetap memonitor laporan dari tim TSD,” jelas Suratno.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Magelang, Edi Wasito mengatakan hujan air bercampur abu vulkanik dirasakan di lima desa di Kecamatan Dukun dan Kecamatan Tlogolele. Tim BPBD Magelang sudah bersiaga di sejumlah titik lokasi yang dinilai paling rawan dan berpotensi terdampak paling parah.
Discussion about this post