Sabtu, 26 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Benito Heru: Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Lewat Pertanian Organik

Beragam upaya dilakukan para pakar yang punya kepedulian lingkungan untuk meminimalisir perubahan iklim. Apakah yang disampaikan Prof. Benito?

Senin, 7 Agustus 2023
A A
Guru Besar Bidang Ilmu Kimia dan Pengelolaan Tanah Fakultas Pertanian UGM Prof. Benito Heru Purwanto. Foto researchgate.net.

Guru Besar Bidang Ilmu Kimia dan Pengelolaan Tanah Fakultas Pertanian UGM Prof. Benito Heru Purwanto. Foto researchgate.net.

Share on FacebookShare on Twitter

Ketiga, dalam hal menghasilkan teknologi dan strategi paling efisien untuk menekan emisi GRK, dalam hal ini N2O. Menurut dia, dapat dilakukan di antaranya dengan dekomposisi katalitik N2O dengan oksida logam dan penghambatan proses nitrifikasi secara biologi. Dekomposisi katalitik N2O adalah salah satu metode efisien untuk menghilangkan N2O. Zeolit yang mengandung ion Fe tertukar dikenal sebagai katalis untuk dekomposisi N2O.

Tantangan keempat, soal efektifitas sistem pertanian organik dalam menjawab isu perubahan iklim. Meski sudah diterima luas oleh masyarakat dan diyakini sebagai sistem pertanian yang sehat dan berlanjutan, sistem pertanian organik ini bergantung pada pengelolaan bahan organik tanah untuk meningkatkan sifat kimia, biologi, dan fisik tanah, guna mengoptimalkan produksi tanaman.

Di bawah isu perubahan iklim saat ini, Benito berpandangan pertanian organik harus ditekankan untuk meminimalkan emisi GRK dan meningkatkan laju sekuestrasi tanah C tanah. Sejumlah literatur telah menunjukkan bahwa emisi GRK yang dipancarkan oleh sistem pertanian organik padi sawah bisa lebih rendah, sebanding maupun lebih tinggi dari sistem pertanian konvensional.

Baca Juga: Ini Inovasi Teknologi Pengelolaan Sampah dari UGM

“Artinya, sistem pertanian organik berpotensi menjadi penyumbang emisi GRK lebih tinggi, jika tidak dikelola dengan hati-hati. Perlu dilakukan assessment terhadap Global Warming Potential (GWP) dari pertanian organik,” ucapnya.

Di akhir pidato, Benito juga membeberkan manfaat dari pendekatan teknologi emisi negatif dan strategi mitigasi serta adaptasi perubahan iklim sepatutnya juga memberikan empat manfaat. Selain memberi manfaat tanah dengan perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah itu sendiri, ia juga bermanfaat untuk agronomi berupa peningkatan produktivitas tanaman dan kualitas hasil tanaman, manfaat biodiversitas berupa keberlanjutan keanekaragaman hayati dan manfaat kesejahteraan sosial ekonomi dan kesehatan kepada manusia.

“Studi persepsi sosial dan penerimaan publik tentang perubahan iklim juga perlu dilakukan. Serangkaian indikator yang andal diperlukan dalam rangka assessment dan evaluasi terhadap penerimaan dan umpan balik dari manfaat tersebut. Perlu pendekatan yang holistik dari berbagai bidang dan dilakukan secara sistematis agar tujuan keberlanjutan lingkungan dapat tercapai,” tandas Benito. [WLC02]

Sumber: UGM

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Emisi gas rumah kacagas rumah kacakerusakan lingkunganpertanian organikperubahan iklim

Editor

Next Post
Robot bawah laut buatan Laboratorium Instrumentasi dan Robotika Kelautan IPB University. Foto ipb.ac.id.

Robot Bawah Laut IPB Pantau Tutupan Teritip

Discussion about this post

TERKINI

  • Mahkamah Konstitusi menolak pengajuan uji formil UU KSDAHE, 17 Juli 2025. Foto Dok. AMAN.MK Tolak Uji Formil UU KSDAHE, Dissenting Opinion Dua Hakim Sebut Ada Pelanggaran
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Riau, 23 Juli 2025. Foto Dok. BMKG.Juli Puncak Kemarau di Riau, Potensi Karhutla Meningkat hingga Awal Agustus
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Ilustrasi gajah di kawasan DAS Peusangan, Aceh. Foto WWF Indonesia.Lahan Konservasi Gajah dari Prabowo, Pakar Ingatkan Kepastian Status Lahan dan Kesesuaian Habitat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Komisi XIII menerima audiensi LEM UII Yogyakarta terkait RUU Masyarakat Adat di Gedung DPR, 21 Juli 2025. Foto Runi-Andri/Parlementaria.Lebih Dua Dekade, Baleg dan Komisi XIII DPR Janji Sahkan RUU Masyarakat Adat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Peresmian Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya di Jakarta, 21 Juli 2025. Foto BMKG.Fondasi Gedung Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya Sedalam 30 Meter
    In IPTEK
    Rabu, 23 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media