Ketiga, dalam hal menghasilkan teknologi dan strategi paling efisien untuk menekan emisi GRK, dalam hal ini N2O. Menurut dia, dapat dilakukan di antaranya dengan dekomposisi katalitik N2O dengan oksida logam dan penghambatan proses nitrifikasi secara biologi. Dekomposisi katalitik N2O adalah salah satu metode efisien untuk menghilangkan N2O. Zeolit yang mengandung ion Fe tertukar dikenal sebagai katalis untuk dekomposisi N2O.
Tantangan keempat, soal efektifitas sistem pertanian organik dalam menjawab isu perubahan iklim. Meski sudah diterima luas oleh masyarakat dan diyakini sebagai sistem pertanian yang sehat dan berlanjutan, sistem pertanian organik ini bergantung pada pengelolaan bahan organik tanah untuk meningkatkan sifat kimia, biologi, dan fisik tanah, guna mengoptimalkan produksi tanaman.
Di bawah isu perubahan iklim saat ini, Benito berpandangan pertanian organik harus ditekankan untuk meminimalkan emisi GRK dan meningkatkan laju sekuestrasi tanah C tanah. Sejumlah literatur telah menunjukkan bahwa emisi GRK yang dipancarkan oleh sistem pertanian organik padi sawah bisa lebih rendah, sebanding maupun lebih tinggi dari sistem pertanian konvensional.
Baca Juga: Ini Inovasi Teknologi Pengelolaan Sampah dari UGM
“Artinya, sistem pertanian organik berpotensi menjadi penyumbang emisi GRK lebih tinggi, jika tidak dikelola dengan hati-hati. Perlu dilakukan assessment terhadap Global Warming Potential (GWP) dari pertanian organik,” ucapnya.
Di akhir pidato, Benito juga membeberkan manfaat dari pendekatan teknologi emisi negatif dan strategi mitigasi serta adaptasi perubahan iklim sepatutnya juga memberikan empat manfaat. Selain memberi manfaat tanah dengan perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah itu sendiri, ia juga bermanfaat untuk agronomi berupa peningkatan produktivitas tanaman dan kualitas hasil tanaman, manfaat biodiversitas berupa keberlanjutan keanekaragaman hayati dan manfaat kesejahteraan sosial ekonomi dan kesehatan kepada manusia.
“Studi persepsi sosial dan penerimaan publik tentang perubahan iklim juga perlu dilakukan. Serangkaian indikator yang andal diperlukan dalam rangka assessment dan evaluasi terhadap penerimaan dan umpan balik dari manfaat tersebut. Perlu pendekatan yang holistik dari berbagai bidang dan dilakukan secara sistematis agar tujuan keberlanjutan lingkungan dapat tercapai,” tandas Benito. [WLC02]
Sumber: UGM
Discussion about this post