Jumat, 28 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Benito Heru: Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Lewat Pertanian Organik

Beragam upaya dilakukan para pakar yang punya kepedulian lingkungan untuk meminimalisir perubahan iklim. Apakah yang disampaikan Prof. Benito?

Senin, 7 Agustus 2023
A A
Guru Besar Bidang Ilmu Kimia dan Pengelolaan Tanah Fakultas Pertanian UGM Prof. Benito Heru Purwanto. Foto researchgate.net.

Guru Besar Bidang Ilmu Kimia dan Pengelolaan Tanah Fakultas Pertanian UGM Prof. Benito Heru Purwanto. Foto researchgate.net.

Share on FacebookShare on Twitter

Ketiga, dalam hal menghasilkan teknologi dan strategi paling efisien untuk menekan emisi GRK, dalam hal ini N2O. Menurut dia, dapat dilakukan di antaranya dengan dekomposisi katalitik N2O dengan oksida logam dan penghambatan proses nitrifikasi secara biologi. Dekomposisi katalitik N2O adalah salah satu metode efisien untuk menghilangkan N2O. Zeolit yang mengandung ion Fe tertukar dikenal sebagai katalis untuk dekomposisi N2O.

Tantangan keempat, soal efektifitas sistem pertanian organik dalam menjawab isu perubahan iklim. Meski sudah diterima luas oleh masyarakat dan diyakini sebagai sistem pertanian yang sehat dan berlanjutan, sistem pertanian organik ini bergantung pada pengelolaan bahan organik tanah untuk meningkatkan sifat kimia, biologi, dan fisik tanah, guna mengoptimalkan produksi tanaman.

Di bawah isu perubahan iklim saat ini, Benito berpandangan pertanian organik harus ditekankan untuk meminimalkan emisi GRK dan meningkatkan laju sekuestrasi tanah C tanah. Sejumlah literatur telah menunjukkan bahwa emisi GRK yang dipancarkan oleh sistem pertanian organik padi sawah bisa lebih rendah, sebanding maupun lebih tinggi dari sistem pertanian konvensional.

Baca Juga: Ini Inovasi Teknologi Pengelolaan Sampah dari UGM

“Artinya, sistem pertanian organik berpotensi menjadi penyumbang emisi GRK lebih tinggi, jika tidak dikelola dengan hati-hati. Perlu dilakukan assessment terhadap Global Warming Potential (GWP) dari pertanian organik,” ucapnya.

Di akhir pidato, Benito juga membeberkan manfaat dari pendekatan teknologi emisi negatif dan strategi mitigasi serta adaptasi perubahan iklim sepatutnya juga memberikan empat manfaat. Selain memberi manfaat tanah dengan perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah itu sendiri, ia juga bermanfaat untuk agronomi berupa peningkatan produktivitas tanaman dan kualitas hasil tanaman, manfaat biodiversitas berupa keberlanjutan keanekaragaman hayati dan manfaat kesejahteraan sosial ekonomi dan kesehatan kepada manusia.

“Studi persepsi sosial dan penerimaan publik tentang perubahan iklim juga perlu dilakukan. Serangkaian indikator yang andal diperlukan dalam rangka assessment dan evaluasi terhadap penerimaan dan umpan balik dari manfaat tersebut. Perlu pendekatan yang holistik dari berbagai bidang dan dilakukan secara sistematis agar tujuan keberlanjutan lingkungan dapat tercapai,” tandas Benito. [WLC02]

Sumber: UGM

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Emisi gas rumah kacagas rumah kacakerusakan lingkunganpertanian organikperubahan iklim

Editor

Next Post
Robot bawah laut buatan Laboratorium Instrumentasi dan Robotika Kelautan IPB University. Foto ipb.ac.id.

Robot Bawah Laut IPB Pantau Tutupan Teritip

Discussion about this post

TERKINI

  • Alat berat membersihkan materail ongsor yang dipicu cuacaekstrem di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara, 27 November 2025. Foto BPBD Humbang Hasundutan.Update Banjir Bandang dan Longsor di Sumatra Utara, Korban Tewas Capai Puluhan Orang
    In Bencana
    Kamis, 27 November 2025
  • Kerusakan akibat banjir yang membawa material pohon dan lumpur di wilayah Lubuk Minturun, Koto Tengah, Kota Padang, Sumatra Barat, 27 November 2025. Foto BPBD Padang.Darurat Cuaca Ekstrem di Sumatra Barat, 13 Wilayah Terdampak dan 12 Warga Tewas
    In Bencana
    Kamis, 27 November 2025
  • Kondisi banjir di Aceh yang belum surut hingga 27 November 2025. Foto BPBA Aceh.Aceh Dikepung Banjir, Simeulue Diguncang Gempa 6,5 M
    In Bencana
    Kamis, 27 November 2025
  • Jajaran BMKG konpers soal evolusi Sklon Tropis 95B menjadi Senyar yang berdampak cuaca ekstrem si Aceh dan Sumut, 26 November 2025. Foto BMKG.Siklon Tropis 95B Jadi Siklon Tropis Senyar, Siaga Cuaca Ekstrem di Aceh dan Sumatra Utara
    In News
    Kamis, 27 November 2025
  • Banjir di Tapanuli Tengah, 25 November 2025. Foto BPBD Tapanuli Tengah.Banjir Bandang dan Longsor Sumatra Utara, Akses ke Tapanuli Tengah dan Sibolga Terisolisir
    In Bencana
    Kamis, 27 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media