Senin, 27 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Bisik Serayu Festival 2024, Seniman Prihatin atas Ekosistem Budaya Sungai yang Hilang

Banyak seni budaya yang lahir dari ekosistem sungai. Salah satunya, kunclungan, sebuah permainan air yang menghasilkan bunyi atau suara menyerupai ketukan gendang.

Minggu, 8 September 2024
A A
Bisik Serayu Festival 2024 di Banyumas, Jawa Tengah pada 6-8 September 2024. Foto Istimewa.

Bisik Serayu Festival 2024 di Banyumas, Jawa Tengah pada 6-8 September 2024. Foto Istimewa.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Malam Minggu, 7 September 2024, pinggiran Sungai Serayu, Banyumas menjadi sangat Istimewa. Sebab menjadi ajang gelaran perayaan ulang tahun sang maestro lengger lanang sekaligus koreografer kelahiran Desa Kaliori, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rianto.

Perayaan hari lahir itu dikemas dalam perhelatan Bisik Serayu Festival 2024 sejak 6-8 September 2024 yang diinisiasi Rianto. Gagasan festival budaya yang menampilkan beragam seniman dalam dan luar negeri itu dilatari keprihatinan Rianto atas ekosistem budaya sungai yang sudah mulai hilang. Terlebih filosofi lengger Banyumas sangat lekat dengan air dan sungai.

“Spiritualitas dan inspirasi lengger bermula dari medium air, sungai dan habitat di dalamnya,” ungkap penari lulusan ISI Surakarta ini dalam siaran tertulis tertanggal 8 September 2024.

Baca Juga: Ada Delapan Gempa Susulan Pasca Gempa Gianyar Magnitudo 4.9

Lewat Bisik Serayu Festival 2024, Rianto ingin membangun kembali ekosistem budaya yang harmonis dan mendamaikan dengan berbagai kegiatan kesenian yang didasarkan dari pengetahuan yang bersumber dan terhubung dengan alam. Dengan demikian, kesenian memiliki jiwa.

Rianto menegaskan, betapa banyak seni budaya yang lahir dari ekosistem sungai. Salah satunya, kunclungan, sebuah permainan air yang menghasilkan bunyi atau suara menyerupai ketukan gendang. Salah satu syair lengger berisi tentang ratapan tentang kehidupan sungai. Begitupun keweran pada gerak lengger adalah ekspresi ikan yang berenang.

“Pada festival ini, kunclungan ditampilkan dalam bentuk koreografi di atas panggung dengan konsep mandala,” ujar lelaki yang mendirikan Teras Serayu dan Riyanto Dance Studio.

Baca Juga: Kenaikan Muka Air Laut dan Penurunan Tanah Tak Masuk Kategori Bencana

Mimpi Rianto untuk kembali menghidupkan kesadaran publik di daerah-daerah yang dilewati Sungai Serayu demi menjaga ekologi yang ada di aliran sungai yang bermuara di Samudra Hindia ini membutuhkan kerja sama semua pihak. Tak terkecuali anak-anak. Sebab, ia mengakui perkembangan zaman telah menjauhkan anak-anak dari alam sehingga lebih memilih bermain menggunakan gadget.

“Saya mengajak anak-anak sekitar sini ikut membersihkan lokasi acara, memunguti sampah. Lalu beberapa mereka langsung nyemplung ke air dan membersihkan banyak sampah yang berserakan di Sungai Serayu,” ujar Rianto.

Tercerabutnya seni dan budaya dari alamnya tidak saja menjadi kecemasan Rianto. Kendati alam melahirkan ruang-ruang budaya, tetapi karya-karya seni yang tumbuh dari ruang tersebut kebanyakan sekadar menjadi produk. Betapa masyarakat kian terasing dari alam sekitar yang menghidupinya.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Bisik Serayu Festival 2024ekosistem sungaiKabupaten BanyumasMaestro lengger RiantoSungai Serayu

Editor

Next Post
Ilustrasi persiapan pemberian vaksin. Foto Tumisu/pixabay.com.

Penelitian BRIN, Vaksin Mpox Terbatas sehingga Pakai Vaksin Cacar karena Mirip

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media