Wanaloka.com – Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mengembangkan sebuah sistem informasi untuk mengkaji cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia. Sistem informasi itu diberi nama Learning Extreme Weather Event Over The Indonesia Maritime Continent (LESus), yaitu sistem informasi yang berfokus pada pembuatan formulasi umum mengenai peristiwa-peristiwa ekstrem di atmosfer laut.
“Dan kedua interaksinya tidak mempertimbangkan waktu dan ruang dalam perubahan iklim,” kata peneliti BRIN, Dr. Erma Yulihastin dalam acara BRIEF pada 27 Oktober 2023.
LESus mempunyai tugas menentukan key location, yaitu lokasi-lokasi kunci yang harus diobservasi secara terus-menerus. Sebab wilayah-wilayah tersebut adalah wilayah yang sangat strategis untuk bisa membangkitkan cuaca ekstrem secara skala meso, yaitu antara 2 kilometer sampai 2000 kilometer.
Baca Juga: Indonesia Klaim Punya Potensi Tenaga Hidro 95 GW untuk Energi Terbarukan
“Kami juga harus memasukkan section yang aplikatif di situ sehingga para stakeholder atau pemerintahan bisa mudah memahami apa yang akan dilakukan,” kata Erma yang merupakan salah satu peneliti yang terlibat.
Semisal bagaimana implementasinya pada infrastruktur, bagaimana efeknya terhadap pertanian, bagaimana efeknya terhadap perikanan. Implementasi pada sektor-sektor itu sebenarnya merupakan salah satu tujuan dan salah satu target luaran dari LESus.
Discussion about this post