Menurut Ni Luh, salah satu upaya pemaksimalan potensi yang dapat dilakukan adalah pembuatan jalur berlari (jogging track) sehingga wisatawan bisa mendapat pengalaman berolahraga dengan pemandangan pantai dan danau. Namun diperlukan kolaborasi dalam penataan ulang bangunan yang berdiri di sepanjang pantai.
Baca juga: Dietriech Geoffrey, Merkuri Masuk ke Perairan Lewat Limbah Industri hingga Keramba Jaring Apung
“Jadi bersih, tidak ada bangunan, sehingga akan lebih menambah daya tarik. Kan orang datang ke sini tentu saja ingin menikmati pantainya. Tapi kalau sepanjang pantai dipenuhi dengan bangunan, tentu juga jadi tidak menarik,” kata Ni Luh.
Penataan ulang Pantai Bulbul harus diawali dengan diskusi bersama masyarakat, pokdarwis, hingga pemerintah daerah setempat.
” Bu Kadesnya juga tentu saja bagaimana memberikan kesadaran dan mengajak masyarakat memahami bahwa pantai inilah sebenarnya daya jualnya. Kalau kualitas produknya tidak bagus, tentu ini akan menghambat kedatangan wisatawan,” ujar Ni Luh.
Wakil Bupati Toba Audy O Murphy mengatakan akan menindaklanjuti saran dan masukan itu.
“Kalau dulu pantai ini adalah destinasi yang sangat membanggakan dan prioritas bagi Kabupaten Toba. Namun terakhir ini, kami melihat pengunjung sangat drastis berkurang,” aku Audy.
Green Card bukan sekadar label
Puncak dari kunjungan ke Danau Toba, Ni Luh menggelar rapat koordinasi bersama kepala daerah di kawasan Danau Toba dan instansi terkait. Rakor itu sebagai langkah konkret memperkuat kolaborasi untuk meraih kembali status Green Card UNESCO bagi Geopark Kaldera Toba.
Baca juga: Menteri Kesehatan Janjikan Nol Kusta, Nol Disabilitas, Nol Stigma
Ni Luh meminta agar seluruh pemangku kepentingan memiliki pemahaman yang sama, komitmen kuat, dan rencana aksi yang terpadu untuk meraih Green Card pada revalidasi ini.
Bahwa ada empat rekomendasi dari UNESCO, yakni Penguatan riset dan pemetaan geologi; Penambahan panel informasi edukatif di seluruh area geopark; Penguatan warisan budaya lokal; Keaktifan badan pengelola dalam menggelar event nasional dan internasional.
Melihat empat rekomendasi ini, Ni Luh mendorong agar pemda dan instansi terkait segera memperbaiki, menindaklanjuti, dan mengevaluasi langkah yang telah berjalan. Mencakup identifikasi akar masalah, meninjau progres perbaikan yang sudah berjalan, dan memetakan pekerjaan rumah yang masih belum terselesaikan.
Baca juga: Puncak Banjir dan Longsor Lagi, Menteri Hanif Cabut Izin Lingkungan dan Rehabilitasi Kawasan
“Kami juga harus segera menyelaraskan dan meningkatkan seluruh program kerja,” kata dia di Caldera Toba Nomadic Escape, Toba, Sabtu, 12 Juli 2025.
Seperti melaporkan kegiatan Gerakan Wisata Bersih yang pernah berlangsung di dua titik, yakni kawasan Amphiteater Waterfront City Pangururan pada 4 Mei 2025 dan kawasan Pantai Bebas Parapat pada 5 Mei 2025.
Ia menyarankan agar seluruh daerah dan instansi terkait mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga Kaldera Toba. Antara lain edukasi terhadap kebiasaan masyarakat supaya melakukan pembakaran di sekitar area geosit dan mengedukasi masyarakat menjaga kebersihan di sekitar area geosit.
Baca juga: BUMN Pertambangan Diminta Serahkan Laporan Tahunan Tepat Waktu
Untuk masalah kebakaran, selama kedatangan Asesor UNESCO saat revalidasi pada 21 – 25 Juli 2025, perlu dibentuk tim patroli atau satgas khusus. Dan untuk mitra UMKM di lokasi yang didatangi benar-benar terlatih dan siap untuk menjelaskan jawaban.
Menurut Ni Luh, status Green Card bukan sekadar label. Namun jembatan menuju masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat di sekitar Danau Toba. Nantinya akan berdampak pada banyak kunjungan wisatawan, lebih banyak investasi, lebih banyak peluang ekonomi, dan yang terpenting, pelestarian alam dan budaya Danau Toba yang tak ternilai harganya.
“Saya yakin, dengan semangat gotong royong, dedikasi, dan komitmen yang kuat dari kita semua, akan mampu menghadapi tantangan ini. Mari kita jadikan momen revalidasi 2025 sebagai titik balik kebangkitan Geopark Kaldera Toba,” kata Ni Luh.
Baca juga: Kawasan Pasar, Kuliner, dan Mal Wajib Kelola Sampah Mandiri
General Manager Badan Pengelola Geopark Azizul Kholis juga menjelaskan berbagai persiapan yang dilakukan pada kegiatan revalidasi Geopark Kaldera Toba.
Bahwa sejak 11 hingga 13 Juli tengah on progress pra-revalidasi dengan mengundang Professor Soojae Lee dari Korea. Juga ada masukan-masukan, seperti pada tahun 2024, Pemprov Sumut telah melakukan penelitian.
“Namun beliau meminta untuk menggunakan bahasa Inggris pada semua laporannya. Nantinya kami juga bisa menjelaskan tentang geosite ini dengan bahasa yang sederhana, yang mudah dimengerti anak-anak sekolah,” kata Azizul.
Pada kesempatan ini Ni Luh juga memastikan persiapan dari masing-masing kepala daerah dalam komitmennya atas Geopark Danau Toba dalam meraih Green Card UNESCO. [WLC02]
Sumber: Kementerian Pariwisata
Discussion about this post