Baca juga: Baiquni, Lima Pilar Mitigasi untuk Mengendalikan Risiko Pendakian Gunung
Dengan terbukanya jalur pendakian di Pulau Tokonanaka menambah satu lagi daya tarik wisata yang menjanjikan, yaitu destinasi alam yang menyuguhkan keindahan laut dan Pantai. Sekaligus pengalaman mendaki menuju puncak pulau yang menyimpan keajaiban alam yang masih alami.
Program ini dinilai menjadi langkah awal yang inspiratif untuk menandai potensi besar Tokonanaka menjadi destinasi wisata berbasis komunitas dan pelestarian alam.
Konsep CORE
Sebelumnya, Tim KKN ini didampingi Koordinator Mahasiswa Unit KKN-PPM UGM Saba Mortara, Teguh Rahardjo mempresentasikan program kerja tersebut di Kantor Bupati Morowali Utara, Senin, 30 Juni 2025.
Baca juga: Wisatawan Gunung Rinjani Asal Belanda Jatuh di Kedalaman 20-30 Meter
Bimo menjelaskan, program kerja yang mereka jalankan dalam rangka mendukung pengembangan sektor pariwisata di Pulau Tokonanaka dengan konsep CORE (Connect, Organize, Run, Evaluate). Connect merujuk pada tahapan awal peningkatan awareness atau kepedulian kepada masyarakat, juga promosi serta publikasi di media sosial.
Organize merujuk pada tahapan persiapan dan perencanaan tata kelola pariwisata. Run merujuk pada tahapan pelaksanaan program pariwisata, seperti program kerja eco-trip. Dan terakhir adalah Evaluate yang merujuk pada tahapan evaluasi program kerja secara keseluruhan.
Sekretaris Daerah Morowali Utara, Musda Guntur mengatakan, meskipun survei lapangan hanya dilakukan dalam waktu terbatas, ia berharap mahasiswa mampu mengerjakan dengan detail dan mempresentasikan dengan terstruktur dan komprehensif.
Baca juga: Bahaya Melepas Ular Peliharaan ke Alam, Sayangnya Belum Ada Aturannya
“Juga perlu diperhatikan terkait manajemen waktu agar keterbatasan waktu yang diberikan untuk mengerjakan proker tidak menjadi kendala untuk menyelesaikannya,” kata dia.
Untuk menyelaraskan program kerja dengan agenda pembangunan desa, Tim KKN Saba Mortara menggelar diskusi partisipatif bersama warga, pemerintah desa, serta dinas terkait guna menyesuaikan program dengan kebutuhan nyata masyarakat.
“Kami berharap program kerja ini tidak hanya selesai sebagai tugas akademik, tetapi dapat menjadi langkah awal menuju regenerasi desa yang lebih mandiri dan berdaya. Kegiatan KKN ini juga menjadi bukti konkret kontribusi perguruan tinggi dalam menjawab tantangan pembangunan dari pinggiran,” harap Teguh. [WLC02]
Sumber: UGM
Discussion about this post