Wanaloka.com – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menyebut ikan di Waduk Cirata tidak layak konsumsi akibat kandungan merkuri. Pernyataan tersebut didasarkan pada kajian ilmiah dan mencerminkan kompleksitas pencemaran di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Prof. Dietriech Geoffrey Bengen menjelaskan, merkuri dapat masuk ke perairan melalui berbagai jalur. Seperti limbah industri (termasuk dari penambangan emas skala kecil), limbah domestik (misalnya baterai rusak), dan residu pertanian.
“Waduk Cirata merupakan bagian hilir Sungai Citarum yang tercemar limbah industri, domestik, dan pertanian,” jelas Dietriech.
Selain itu, kepadatan keramba jaring apung (KJA) yang mencapai 120.000 unit, yang jumlah jauh melampaui daya dukung ideal yang hanya 12.000 unit, semakin memperparah kondisi pencemaran di sana.
Di lingkungan air, merkuri akan berubah menjadi metilmerkuri, yaitu bentuk paling toksik, yang mudah terakumulasi dalam rantai makanan, terutama pada ikan.
“Proses bioakumulasi dan biomagnifikasi membuat ikan predator atau yang berumur panjang memiliki kadar merkuri yang lebih tinggi,” jelas Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan itu.
Baca juga: Menteri Kesehatan Janjikan Nol Kusta, Nol Disabilitas, Nol Stigma
Terkait dampak kesehatan yang ditimbulkan, Dietriech menyoroti karakteristik merkuri yang dikenal sebagai neurotoksin kuat. Dampaknya dapat merusak sistem saraf pusat, menyebabkan sakit kepala, tremor, gangguan penglihatan, kerusakan ginjal, gangguan imun, hingga radang saluran cerna.
“Ancaman ini sangat serius apabila ikan terkontaminasi dikonsumsi rutin dalam jumlah besar,” tegas dia.
Sementara kepadatan KJA memperparah pembentukan metilmerkuri karena sisa pakan dan feses ikan menciptakan kondisi anoksik di dasar waduk.
Baca juga: Puncak Banjir dan Longsor Lagi, Menteri Hanif Cabut Izin Lingkungan dan Rehabilitasi Kawasan
“Itu mempercepat proses terbentuknya metilmerkuri yang jauh lebih beracun,” imbuh dia.
Strategi mengatasi merkuri
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Dietriech mendorong pendekatan multidimensi. Ia menyarankan ada lima strategi yang perlu dilakukan. Pertama, komunikasi risiko secara transparan. Menurut dia, pemerintah perlu menyampaikan data kadar merkuri secara terbuka dan edukasi alternatif sumber protein.
Discussion about this post