Kamis, 13 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Difabel Masih Minim Akses Informasi Mitigasi Bencana

Selasa, 3 Oktober 2023
A A
Para siswa difabel netra di SLB melakukan simulasi bencana gempa. Foto wanaloka.com.

Para siswa difabel netra di SLB melakukan simulasi bencana gempa. Foto wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Bencana bisa datang kapan saja, sehingga diperlukan upaya pengembangan sistem mitigasi. Tak heran, mitigasi bencana menjadi bagian dari rencana pembangunan berkelanjutan (Suistanable Development Goals/SDGs). Persoalannya, kelompok rentan seperti masyarakat dengan keterbatasan fisik, intelektual, mental, maupun sensorik belum mendapatkan perhatian khusus terkait mitigasi bencana.

“Konteks mitigasi bencana sudah banyak upaya yang dilakukan. Tapi untuk difabel, saya lihat masih belum dan perlu diupayakan bersama. Kita masih perlu bantuan dan referensi dari negara-negara lain,” kata Sekretaris Dewan Guru Besar UGM, Prof. Baiquni dalam serial diskusi bulanan SDGs yang digelar Fakultas Geografi UGM, bertajuk “Literasi dan Kesiapsiagaan Bencana bagi Difabel” pada 29 September 2023.

Sementara, lanjut Baiquni, Yogyakarta memiliki potensi besar karena ada banyak mahasiswa kuliah di sana. Mereka bisa belajar dengan mendampingi kelompok difabel, seperti ikut membina, mengajarkan, dan sosialisasi terkait kebencanaan dengan peta taktual.

Baca Juga: Dadan Kusdiana: Kejar Emisi Nol Bersih Lewat Revisi Kebijakan Energi Nasional

Apalagi Yogyakarta merupakan salah satu daerah dengan potensi bencana cukup tinggi. Beberapa tahun terakhir, bencana seperti gempa, tanah longsor, hingga ancaman tsunami sempat terjadi. Walaupun tidak memakan korban jiwa, tetapi tahapan mitigasi masih memerlukan evaluasi.

Baiquni menambahkan, salah satu upaya yang dapat membantu masyarakat difabel untuk memahami kondisi alam di daerahnya adalah melalui buku panduan. Isinya ada peta taktual, juga arahan-arahan khusus bagi masyarakat difabel.

“Jadi ketika sesuatu terjadi, mereka akan mengerti apa yang harus dilakukan,” imbuh Baiquni.

Secara mendasar, terdapat fase-fase penanggulangan bencana yang harus dilakukan, mulai dari kesiapsiagaan hingga tahap mitigasi. Berbeda dengan sebelumnya, penanganan bencana tidak lagi berfokus pada tahapan tanggap darurat setelah bencana terjadi. Namun jauh sebelum bencana terjadi, fokus penanganan harus diprioritaskan pada tahap preventif.

Baca Juga: NCW: Sebelum Rempang, Xinyi Glass Tak Komitmen Investasi di Gresik dan Babel

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: buku panduankelompok difabelkelompok rentanmitigasi bencanapeta taktualSuistanable Development Goals

Editor

Next Post
Presiden Jokowi pimpin ratas bahas fenomena el nino. Foto Dok. BPMI Setpres.

Tiga Fokus Mitigasi El Nino Hasil Rapat Terbatas Presiden

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Peringatan BMKG, Cuaca Ekstrem Sepekan Ini
    In News
    Senin, 10 November 2025
  • Ilustrasi ancaman perubahan iklim bagi masa depan anak. Foto Pexels/pixabay.comJejaring CSO Ajak Anak Muda Pantau Negosiasi Solusi Iklim Indonesia di COP 30 
    In News
    Minggu, 9 November 2025
  • Berperahu menuju Pulau Pamujan di Desa Domas, Kabupaten Serang, Banten. Foto Dok. ITB.Pulau Pamujan, Punya Tutupan Mangrove Asri Tetapi Terancam Abrasi
    In Traveling
    Minggu, 9 November 2025
  • Dosen ITB, Andy Yahya Al Hakim, memberikan sosialisasi di Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen, 15 September 2025. Foto Tim PPM/ITB.Sumber Air Sekitar Kawah Ijen Tercemar Fluorida, Gigi Warga Kuning dan Keropos
    In IPTEK
    Sabtu, 8 November 2025
  • Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Utusan Khusus Presiden Indonesia Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo dan Menteri KLH/BPLH Hanif Faisol Nurofiq di Forum COP 30 di Belem, Brasil. Foto Dok. KLH/BPLH.Klaim dan Janji-janji Indonesia di Forum Iklim Global COP30 Belém
    In Lingkungan
    Sabtu, 8 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media