Wanaloka.com – Bencana bisa datang kapan saja, sehingga diperlukan upaya pengembangan sistem mitigasi. Tak heran, mitigasi bencana menjadi bagian dari rencana pembangunan berkelanjutan (Suistanable Development Goals/SDGs). Persoalannya, kelompok rentan seperti masyarakat dengan keterbatasan fisik, intelektual, mental, maupun sensorik belum mendapatkan perhatian khusus terkait mitigasi bencana.
“Konteks mitigasi bencana sudah banyak upaya yang dilakukan. Tapi untuk difabel, saya lihat masih belum dan perlu diupayakan bersama. Kita masih perlu bantuan dan referensi dari negara-negara lain,” kata Sekretaris Dewan Guru Besar UGM, Prof. Baiquni dalam serial diskusi bulanan SDGs yang digelar Fakultas Geografi UGM, bertajuk “Literasi dan Kesiapsiagaan Bencana bagi Difabel” pada 29 September 2023.
Sementara, lanjut Baiquni, Yogyakarta memiliki potensi besar karena ada banyak mahasiswa kuliah di sana. Mereka bisa belajar dengan mendampingi kelompok difabel, seperti ikut membina, mengajarkan, dan sosialisasi terkait kebencanaan dengan peta taktual.
Baca Juga: Dadan Kusdiana: Kejar Emisi Nol Bersih Lewat Revisi Kebijakan Energi Nasional
Apalagi Yogyakarta merupakan salah satu daerah dengan potensi bencana cukup tinggi. Beberapa tahun terakhir, bencana seperti gempa, tanah longsor, hingga ancaman tsunami sempat terjadi. Walaupun tidak memakan korban jiwa, tetapi tahapan mitigasi masih memerlukan evaluasi.
Baiquni menambahkan, salah satu upaya yang dapat membantu masyarakat difabel untuk memahami kondisi alam di daerahnya adalah melalui buku panduan. Isinya ada peta taktual, juga arahan-arahan khusus bagi masyarakat difabel.
“Jadi ketika sesuatu terjadi, mereka akan mengerti apa yang harus dilakukan,” imbuh Baiquni.
Secara mendasar, terdapat fase-fase penanggulangan bencana yang harus dilakukan, mulai dari kesiapsiagaan hingga tahap mitigasi. Berbeda dengan sebelumnya, penanganan bencana tidak lagi berfokus pada tahapan tanggap darurat setelah bencana terjadi. Namun jauh sebelum bencana terjadi, fokus penanganan harus diprioritaskan pada tahap preventif.
Baca Juga: NCW: Sebelum Rempang, Xinyi Glass Tak Komitmen Investasi di Gresik dan Babel
Discussion about this post