Selasa, 5 Agustus 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Djumanto: Ikan Wader Rentan Punah, Bahkan Bisa Kritis

Ikan kecil-kecil yang digoreng garing dan sedap disantap dengan sambal terasi atau teman lauk nasi pecel itu ternyata rentan punah. Mengapa?

Rabu, 10 Mei 2023
A A
Guru Besar Ilmu Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas Pertanian, Prof. Djumanto. Foto kagama.co.

Guru Besar Ilmu Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas Pertanian, Prof. Djumanto. Foto kagama.co.

Share on FacebookShare on Twitter

Baca Juga: Rahadian Pratama: Teknologi Oxford Nanopore Menggali Potensi Kayu Hutan

Terkait modifikasi pemijahan, Djumanto menjelaskan sebagian besar ikan memijah saat musim penghujan, yakni ketika tersedia air yang melimpah dan kualitasnya baik. Sementara pemijahan ikan wader pari yang mendiami sungai Ngrancah terjadi pada peralihan musim hujan dan kemarau ketika suhu udara rendah dan kandungan oksigen tinggi.

Pemijahan bisa dilakukan dengan menyediakan habitat pemijahan berupa cekungan yang berukuran sekitar 2 x 1 meter persegi dan rerata kedalaman air 30 cm. Substrat dasar pasir pada sisi sungai dapat memicu ikan wader pari untuk datang dan memijah.

Baca Juga: Don’t Gas Asia, Seriuskah Indonesia Bertransisi ke Energi Baru Terbarukan?

Semakin banyak cekungan yang digunakan untuk habitat pemijahan di sepanjang sisi sungai dapat meningkatkan peluang ikan wader pari untuk memijah sehingga populasinya akan tinggi. Mode yang sama dapat digunakan untuk jenis ikan lain yang menjadi target untuk dikonservasi, misalnya ikan uceng (Nemacheilus fasciatus).

Djumanto juga menekankan perlu peningkatakan keanekaragaman sumber daya ikan perairan darat melalui berbagai upaya. Menjaga keanekaragaman ikan asli dapat melibatkan kelompok masyarakat melalui edukasi, lomba atau sayembara, dan kegiatan lain yang bernuansa wisata. Pengendalian ikan invasif dapat dilakukan dengan edukasi dan mencegah tersebarnya ikan invasif di perairan umum. [WLC02]

Sumber: UGM

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: habitat pemijahanikan waderpredator ikan asliProf. DjumantoRasbora lateristriatarentan punahUGM

Editor

Next Post
Rentetan gempa di Selat Sunda Banten hingga Rabu, 10 Mei 2023, pukul 17.54 WIB sudah terjadi 29 kali. Foto tangkap layar Google Earth pusat gempa 5,2 magnitudo di Selat Sunda Banten.

Rentetan Gempa di Selat Sunda Banten 29 Kali Terjadi

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi penyu. Foto ambquinn/pixabay.com.Menguak Asal Usul Penyu Indonesia Lewat Sidik Jari Genetik yang Berbeda
    In Rehat
    Sabtu, 2 Agustus 2025
  • Ilustrasi kemenyan untuk bahan pembuatan parfum. Foto xbqs42/pixabay.com.Potensial Jadi Parfum Tropis Premium, Hilirisasi Kemenyan Harus Pertimbangkan Kelestarian Hutan
    In Rehat
    Jumat, 1 Agustus 2025
  • Desakan pencabutan izin terhadap korporasi pembakar hutan. Foto Dok. Walhi.Catatan Walhi, Karhutla Berulang Bukti Negara Melindungi Korporasi Pembakar Hutan
    In Lingkungan
    Jumat, 1 Agustus 2025
  • Kebun Raya Mangrove di Surabaya, Jawa Timur. Foto Dok. BRIN.Peran Kebun Raya Mangrove Surabaya dari Konservasi hingga Ketahanan Pangan
    In News
    Kamis, 31 Juli 2025
  • Memeluk pohon, salah satu bentuk terapi forest bathing. Foto aszak/pixabay.com.Forest Bathing, Terapi Redakan Stres Ringan hingga Sedang
    In Rehat
    Kamis, 31 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media