Baca Juga: Rahadian Pratama: Teknologi Oxford Nanopore Menggali Potensi Kayu Hutan
Terkait modifikasi pemijahan, Djumanto menjelaskan sebagian besar ikan memijah saat musim penghujan, yakni ketika tersedia air yang melimpah dan kualitasnya baik. Sementara pemijahan ikan wader pari yang mendiami sungai Ngrancah terjadi pada peralihan musim hujan dan kemarau ketika suhu udara rendah dan kandungan oksigen tinggi.
Pemijahan bisa dilakukan dengan menyediakan habitat pemijahan berupa cekungan yang berukuran sekitar 2 x 1 meter persegi dan rerata kedalaman air 30 cm. Substrat dasar pasir pada sisi sungai dapat memicu ikan wader pari untuk datang dan memijah.
Baca Juga: Don’t Gas Asia, Seriuskah Indonesia Bertransisi ke Energi Baru Terbarukan?
Semakin banyak cekungan yang digunakan untuk habitat pemijahan di sepanjang sisi sungai dapat meningkatkan peluang ikan wader pari untuk memijah sehingga populasinya akan tinggi. Mode yang sama dapat digunakan untuk jenis ikan lain yang menjadi target untuk dikonservasi, misalnya ikan uceng (Nemacheilus fasciatus).
Djumanto juga menekankan perlu peningkatakan keanekaragaman sumber daya ikan perairan darat melalui berbagai upaya. Menjaga keanekaragaman ikan asli dapat melibatkan kelompok masyarakat melalui edukasi, lomba atau sayembara, dan kegiatan lain yang bernuansa wisata. Pengendalian ikan invasif dapat dilakukan dengan edukasi dan mencegah tersebarnya ikan invasif di perairan umum. [WLC02]
Sumber: UGM
Discussion about this post