“Bahkan diperkuat dengan diintegrasikan ke Sistem Peringatan Dini yang dibangun secara lebih moderen di tingkat nasional,” imbuh Dwikorita.
Selain itu, pelibatan partisipasi masyarakat yang disertai program edukasi dan literasi, juga harus secara berkelanjutan dibangun dan dilakukan, untuk menjamin efektivitas keberhasilan Peringatan Dini yang diikuti dengan aksi dini secara cepat, tepat dan selamat.
“Bumi dan seluruh penduduknya menghadapi bahaya dari dampak besar perubahan iklim. Frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem terus meningkat di seluruh penjuru Bumi sehingga sistem peringatan dini untuk semua ini menjadi sebuah kebutuhan mendesak dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang terus menerus,” terangnya.
Baca Juga: Gempa di Selatan Jawa Malang Dipicu Aktivitas Dalam Lempeng Indo Australia
Dwikorita juga menegaskan, keberhasilan sebuah sistem peringatan dini dapat terwujud apabila sistem peringatan dini tersebut dapat diakses banyak populasi. Selain itu, kesenjangan antara pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam bertindak merespons cepat dan tepat terhadap peringatan tersebut semakin kecil. Jadi dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai keselamatan dan peringatan dini bencana sejak dini.
Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga menekankan keberhasilan peringatan dini tidak hanya bergantung pada teknologi yang digunakan. Namun juga pada keberlanjutan (continuity) dari para pemangku kebijakan dalam menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah dirancang.
“Teknologi hanyalah alat, namun komitmen dan keberlanjutan dari pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk terus menjalankan dan memelihara SOP peringatan dini adalah kunci utama. Harapannya, keberadaan Early Warning System For All akan semakin efektif dalam menyelamatkan nyawa dan mengurangi kerugian akibat bencana di masa mendatang,” pungkas dia. [WLC02]
Sumber: BMKG
Discussion about this post