Riset ini berfokus pada inovasi yang memberi dampak nyata bagi keberlanjutan lingkungan sekaligus mendukung perekonomian nasional. Melalui pendekatan riset seperti Gamahumat, potensi hasil tambang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan nilai tambah di bidang pertanian dan rehabilitasi lingkungan.
“Kami ingin mengubah paradigma bahwa dari tambang pun bisa melahirkan solusi hijau yang mendukung ketahanan pangan,” klaim dia.
Baca juga: Masyarakat Sipil Tolak AZEC, Solusi Palsu Perpanjang Ketergantungan Energi Fosil
Waste to resource
Sementara diseminasi hasil penelitian tentang Gamahumat dikenalkan di hadapan para petani di Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Guru Besar Bidang Ilmu Pengolahan Bahan Mineral Fakultas Teknik, Prof. Himawan Tri Bayu Murti Petrus menjelaskan, Gamahumat dikembangkan kolaborasi lintas disiplin ilmu untuk memperbaiki kualitas tanah dengan memanfaatkan bahan organik humat yang dipadukan dengan unsur mineral alami.
Hasil penelitian menunjukkan asam humat mampu meningkatkan kandungan hara dan memperbaiki struktur tanah, sehingga efisiensi pemupukan meningkat secara signifikan.
Baca juga: Ubi Kayu Berpotensi Jadi Pengganti Tepung Terigu Impor
“Dari uji laboratorium hingga percobaan lapangan, penggunaan Gamahumat terbukti meningkatkan hasil panen hingga lebih dari 70 persen pada beberapa jenis tanaman, termasuk padi,” papar dia.
Himawan menambahkan, riset Gamahumat menjadi bagian dari upaya UGM menerapkan konsep waste to resource, yakni mengubah limbah mineral menjadi sumber nutrisi baru bagi tanah. Pendekatan ini tidak hanya menekan ketergantungan pada pupuk kimia sintetis, tetapi mendukung praktik pertanian sirkular yang lebih ramah lingkungan.
“Kami ingin memastikan pertanian masa depan bukan hanya produktif, melainkan juga berkelanjutan. Gamahumat hadir sebagai jembatan menuju ekosistem pertanian yang sehat dan efisien,” jelas dia.
Baca juga: Reza Cordova, Cemaran Mikroplastik Terindikasi dalam Udara di 18 Kota Pesisir di Indonesia
Sementara Cahyo Wulandari dari Fakultas Pertanian UGM menjelaskan penelitian Gamahumat juga menyoroti aspek sosial dalam penerapannya. Peningkatan kesuburan tanah harus diiringi dengan peningkatan kapasitas petani dalam memahami cara penggunaan dan manfaatnya.
“Selain meneliti bahan aktifnya, kami juga mendampingi petani dalam proses penerapan. Tujuannya agar mereka benar-benar merasakan dampak dari inovasi ini,” tutur dia dalam kegiatan Rembug Sesarengan bertema “Ngolah Ilmu, Nandur Harapan: Inovasi UGM untuk Ketahanan Pangan Indonesia” di Joglo Pandowo di Desa Sekaran, Rabu, 29 Oktober 2025.
Lebih lanjut, Wulan menekankan keberhasilan Gamahumat tidak lepas dari sinergi antara Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, dan mitra industri yang mendukung pengujian produk di berbagai jenis lahan, termasuk lahan marginal dan bekas tambang. Inovasi ini menjadi salah satu langkah strategis UGM dalam mendukung ketahanan pangan sekaligus pemulihan lahan pertanian.
Baca juga: Kayu Laminasi, Solusi Keterbatasan Kayu Solid Akibat Alih Fungsi Hutan
“Kami berharap Gamahumat dapat digunakan lebih luas, terutama di wilayah yang menghadapi tantangan degradasi tanah,” imbuh dia.
Melalui riset dan kegiatan diseminasi seperti ini, UGM berupaya memastikan hasil penelitian dapat diterapkan secara nyata di masyarakat serta memperkuat ekosistem riset yang berorientasi pada solusi. Kegiatan ini menjadi bagian dari Kampanye Sains dan Teknologi: “Riset Kuat, Pangan Hebat”, yang didukung Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, Kemdiktisaintek, melalui Program Kampanye Tematik Sains dan Teknologi (Resona Saintek). [WLC02]
Sumber: UGM







Discussion about this post