Kamis, 13 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Forum Guru Besar ITB Sebut Perubahan Iklim Makin Parah Didominasi Aktivitas Manusia

Salah satu dampak perubahan iklim di bidang pertanian yang terbaru terkait isu ketahanan pangan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Perubahan iklim telah menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem.

Selasa, 6 Agustus 2024
A A
Ilustrasi pencairan es di kutub akibat perubahan iklim. Foto makabera/pixabay.com.

Ilustrasi pencairan es di kutub akibat perubahan iklim. Foto makabera/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca di suatu wilayah dalam jangka waktu yang panjang. Biasanya dihitung selama 30 tahun atau lebih. Ada beberapa elemen yang tercakup, seperti suhu, curah hujan, kelembapan, angin, dan fenomena cuaca lainnya yang terjadi di wilayah tersebut. Iklim dibentuk oleh interaksi kompleks antara atmosfer, laut, daratan, dan berbagai faktor lainnya seperti posisi geografis, ketinggian, dan vegetasi.

“Saat bersamaan, iklim dapat menjadi sumber daya sekaligus risiko. Tergantung bagaimana pemanfaatan dan adaptasi yang dilakukan terhadap kondisi tersebut,” kata Guru Besar Fakultas Ilmu dan Kebumian (FITB) Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Wahyu Hadi dalam series webinar Future Science and Technology Talk #8 bertajuk “Perubahan Global dan Dampaknya: Menuju Pembangunan Berketahanan Iklim di Indonesia” yang digelar Forum Guru Besar (FGB) ITB, 26 Juli 2024.

Sebagai sumber daya, iklim yang stabil dan sesuai dapat mendukung berbagai sektor, seperti pertanian yang bergantung pada pola cuaca yang konsisten untuk hasil panen yang optimal. Di sisi lain, perubahan iklim seperti peningkatan suhu global, perubahan pola curah hujan, dan peningkatan frekuensi bencana alam seperti banjir atau kekeringan dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan.

Baca Juga: Usai Tak Digunakan, Kantong Kemasan Casspa Pouch Bisa Jadi Pupuk

Salah satu permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat global adalah perubahan iklim. Saat ini, institusi penelitian dan pendidikan tengah bekerja sama melakukan observasi iklim dengan mengamati data iklim jangka panjang, yang terdiri atas pergeseran suhu, perubahan curah hujan, serta variasi lainnya.

“Berbagai teknologi terus dikembangkan untuk mendapatkan data pengamatan dengan akurasi yang lebih tinggi dan harga yang lebih murah,” tutur Tri Wahyu.

Observasi iklim menghadapi sejumlah tantangan signifikan, antara lain terkait ketersediaan dan aksesibilitas teknologi serta kualitas alat yang digunakan. Masalah ini tidak hanya mencakup kebutuhan akan teknologi yang canggih dan terjangkau, tetapi juga kendala memperoleh data yang konsisten dan akurat.

Baca Juga: Green Hercules, Patung Robot dari Besi Tua untuk Kurangi Emisi CO2

Selain itu, jumlah data yang sangat besar dan kompleks menambah kesulitan sehingga perlu solusi efektif untuk mengelola, menganalisis, dan memanfaatkan informasi tersebut secara optimal. Upaya untuk mengatasi tantangan ini sangat penting agar observasi iklim dapat dilakukan lebih efektif dan memberikan hasil yang bermanfaat dalam perencanaan dan mitigasi terkait perubahan iklim.

“ITB melalui Forum Guru Besar, selayaknya dapat memandu pengembangan kepakaran yang bersifat lintas keilmuan agar lebih sinergis dalam menjawab berbagai permasalahan terkait dengan iklim global dan dampaknya terhadap pembangunan bangsa Indonesia di masa depan,” ujar dia.

 Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: bencana alamForum Guru Besar ITBgas rumah kacaIKN Nusantarakenaikan suhuperubahan iklim

Editor

Next Post
Kolase foto lokasi alat pemantau aktivitas Gunung Semeru yang hilang. Foto Dok. Kementerian ESDM.

Alat Pemantauan Aktivitas Gunung Semeru Dicuri, Gembok Pagar Digergaji

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Peringatan BMKG, Cuaca Ekstrem Sepekan Ini
    In News
    Senin, 10 November 2025
  • Ilustrasi ancaman perubahan iklim bagi masa depan anak. Foto Pexels/pixabay.comJejaring CSO Ajak Anak Muda Pantau Negosiasi Solusi Iklim Indonesia di COP 30 
    In News
    Minggu, 9 November 2025
  • Berperahu menuju Pulau Pamujan di Desa Domas, Kabupaten Serang, Banten. Foto Dok. ITB.Pulau Pamujan, Punya Tutupan Mangrove Asri Tetapi Terancam Abrasi
    In Traveling
    Minggu, 9 November 2025
  • Dosen ITB, Andy Yahya Al Hakim, memberikan sosialisasi di Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen, 15 September 2025. Foto Tim PPM/ITB.Sumber Air Sekitar Kawah Ijen Tercemar Fluorida, Gigi Warga Kuning dan Keropos
    In IPTEK
    Sabtu, 8 November 2025
  • Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Utusan Khusus Presiden Indonesia Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo dan Menteri KLH/BPLH Hanif Faisol Nurofiq di Forum COP 30 di Belem, Brasil. Foto Dok. KLH/BPLH.Klaim dan Janji-janji Indonesia di Forum Iklim Global COP30 Belém
    In Lingkungan
    Sabtu, 8 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media