Selasa, 3 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Forum Guru Besar ITB Sebut Perubahan Iklim Makin Parah Didominasi Aktivitas Manusia

Salah satu dampak perubahan iklim di bidang pertanian yang terbaru terkait isu ketahanan pangan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Perubahan iklim telah menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem.

Selasa, 6 Agustus 2024
A A
Ilustrasi pencairan es di kutub akibat perubahan iklim. Foto makabera/pixabay.com.

Ilustrasi pencairan es di kutub akibat perubahan iklim. Foto makabera/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca di suatu wilayah dalam jangka waktu yang panjang. Biasanya dihitung selama 30 tahun atau lebih. Ada beberapa elemen yang tercakup, seperti suhu, curah hujan, kelembapan, angin, dan fenomena cuaca lainnya yang terjadi di wilayah tersebut. Iklim dibentuk oleh interaksi kompleks antara atmosfer, laut, daratan, dan berbagai faktor lainnya seperti posisi geografis, ketinggian, dan vegetasi.

“Saat bersamaan, iklim dapat menjadi sumber daya sekaligus risiko. Tergantung bagaimana pemanfaatan dan adaptasi yang dilakukan terhadap kondisi tersebut,” kata Guru Besar Fakultas Ilmu dan Kebumian (FITB) Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Wahyu Hadi dalam series webinar Future Science and Technology Talk #8 bertajuk “Perubahan Global dan Dampaknya: Menuju Pembangunan Berketahanan Iklim di Indonesia” yang digelar Forum Guru Besar (FGB) ITB, 26 Juli 2024.

Sebagai sumber daya, iklim yang stabil dan sesuai dapat mendukung berbagai sektor, seperti pertanian yang bergantung pada pola cuaca yang konsisten untuk hasil panen yang optimal. Di sisi lain, perubahan iklim seperti peningkatan suhu global, perubahan pola curah hujan, dan peningkatan frekuensi bencana alam seperti banjir atau kekeringan dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan.

Baca Juga: Usai Tak Digunakan, Kantong Kemasan Casspa Pouch Bisa Jadi Pupuk

Salah satu permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat global adalah perubahan iklim. Saat ini, institusi penelitian dan pendidikan tengah bekerja sama melakukan observasi iklim dengan mengamati data iklim jangka panjang, yang terdiri atas pergeseran suhu, perubahan curah hujan, serta variasi lainnya.

“Berbagai teknologi terus dikembangkan untuk mendapatkan data pengamatan dengan akurasi yang lebih tinggi dan harga yang lebih murah,” tutur Tri Wahyu.

Observasi iklim menghadapi sejumlah tantangan signifikan, antara lain terkait ketersediaan dan aksesibilitas teknologi serta kualitas alat yang digunakan. Masalah ini tidak hanya mencakup kebutuhan akan teknologi yang canggih dan terjangkau, tetapi juga kendala memperoleh data yang konsisten dan akurat.

Baca Juga: Green Hercules, Patung Robot dari Besi Tua untuk Kurangi Emisi CO2

Selain itu, jumlah data yang sangat besar dan kompleks menambah kesulitan sehingga perlu solusi efektif untuk mengelola, menganalisis, dan memanfaatkan informasi tersebut secara optimal. Upaya untuk mengatasi tantangan ini sangat penting agar observasi iklim dapat dilakukan lebih efektif dan memberikan hasil yang bermanfaat dalam perencanaan dan mitigasi terkait perubahan iklim.

“ITB melalui Forum Guru Besar, selayaknya dapat memandu pengembangan kepakaran yang bersifat lintas keilmuan agar lebih sinergis dalam menjawab berbagai permasalahan terkait dengan iklim global dan dampaknya terhadap pembangunan bangsa Indonesia di masa depan,” ujar dia.

 Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: bencana alamForum Guru Besar ITBgas rumah kacaIKN Nusantarakenaikan suhuperubahan iklim

Editor

Next Post
Kolase foto lokasi alat pemantau aktivitas Gunung Semeru yang hilang. Foto Dok. Kementerian ESDM.

Alat Pemantauan Aktivitas Gunung Semeru Dicuri, Gembok Pagar Digergaji

Discussion about this post

TERKINI

  • Suasana koordinasi tim SAR gabungan untuk evakuasi korban longsor tambang galian C di Gunung Kuda, Cirebon, 2 Juni 2025. Foto BPBD Cirebon.Ada Empat Perizinan Usaha Tambang Galian C di Blok Gunung Kuda di Cirebon
    In Lingkungan
    Senin, 2 Juni 2025
  • Kebun Raya Sriwijaya di Sumatera Selatan. Foto Dok. KRS.Kebun Raya Sriwijaya Menuju Laboratorium Hidup Ekologi
    In News
    Minggu, 1 Juni 2025
  • Lokasi longsor tambang galian C di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang terjadi pada 30 Mei 2025. Foto Dok. Kementerian ESDM.Longsor Tambang Gunung Kuda, Potensi Gerakan Tanah di Wilayah Cirebon Tinggi
    In Bencana
    Minggu, 1 Juni 2025
  • Ilustrasi daging kurban dibungkus daun jati. Foto kemenagsidoarjo.com.Solusi Penumpukan Sampah Plastik dan Limbah Hewan Kurban Saat Iduladha
    In News
    Sabtu, 31 Mei 2025
  • Suasana aktivitas di sekitar tambang galian C Gunung Kuda di Cirebon usai longsor, 30 Mei 2025. Foto Dok. BPBD Cirebon.Jumlah Korban Longsoran Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon Jadi 14 Jiwa
    In Bencana
    Sabtu, 31 Mei 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media