Bahkan tren veganisme yang makin menjamur juga membuat konsumsi fungi meningkat. Tekstur dan rasanya dapat diolah sehingga mirip daging hewani.
Dari perspektif peneliti atau akademisi, fungi juga berfungsi sebagai dekomposer atau pendegradasi bahan organik di alam. Juga sebagai entomopatogen atau sebagai endofit dan bersimbiosis dengan tumbuhan.
Ivan menerangkan, kemampuan fungi untuk membantu pertumbuhan tanaman juga sangat besar. Hifa dari fungi dapat menjelajah tanah lebih baik sehingga mampu mengambil air dan unsur hara bagi tanaman untuk membantu proses fotosintesis.
Baca Juga: Solidaritas Akademisi Menolak Konsinyasi untuk Warga Wadas
“Banyak manfaat dan potensi fungi yang masih perlu diungkap. Perlu inventarisasi dan manajemen data,” lanjut Ivan.
Hanya saja, informasi keragaman fungi di Indonesiabelum tercatat dengan baik. Mahasiswa, dosen dan peneliti memiliki tugas mendokumentasikan keragamannya.
Mahasiswa dapat memanfaatkan hutan penelitian di sekitar kampus hingga laboratorium hutan IPB University untuk meneliti fungi. Fasilitas ini terus diperbaiki agar dapat mendukung target tersebut. Mahasiswa juga diajak untuk bergabung ke dalam komunitas pemburu jamur sehingga dapat berbagi pengetahuan dengan penggiat jamur lainnya dari seluruh Indonesia. [WLC02]
Sumber: IPB University
Discussion about this post