Senin, 27 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Gangguan Atmosfer di Selatan Indonesia Awal Februari 2025, Waspada Cuaca Ekstrem

Minggu, 2 Februari 2025
A A
Salah satu dampak cuaca ekstrem berupa banjir di Kabupaten Sumbawa, 30 Januari 2025. Foto BPBD Sumbawa.

Salah satu dampak cuaca ekstrem berupa banjir di Kabupaten Sumbawa, 30 Januari 2025. Foto BPBD Sumbawa.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Berdasarkan analisis terbaru Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) per 1 Februari 2025, terdeteksi ada gangguan atmosfer di selatan Indonesia, khususnya di Samudra Hindia selatan Banten dan selatan Nusa Tenggara Barat (NTB) berupa Bibit Siklon Tropis 90S dan 99S. Kehadiran kedua bibit siklon ini memengaruhi kondisi cuaca di pesisir selatan Jawa, Bali, NTB, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Meskipun pergerakannya terpantau menjauhi Indonesia, keduanya masih berpotensi berkembang menjadi siklon tropis dalam 2-3 hari ke depan. Selain itu, teridentifikasi pula Bibit Siklon Tropis 96P di Teluk Carpentaria, Australia yang berkontribusi terhadap peningkatan potensi cuaca ekstrem di Papua dan Nusa Tenggara Timur.

Sementara itu, sejumlah fenomena atmosfer lainnya diperkirakan tetap berperan dominan dalam dinamika cuaca selama sepekan ke depan. Antara lain, dampak La Niña Lemah, Monsun Asia dan Seruakan Dingin (Cold Surge), aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Atmosfer Kelvin dan Rossby, Labilitas Atmosfer dan Zona Konvergensi.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Rentan Merusak Jalan, Solusi Perkerasan Jalan Ramah Lingkungan

“Kombinasi fenomena-fenomena tersebut dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang pada periode 2 – 7 Januari 2025,” kata Dwikorita dalam konferensi pers bertajuk “Potensi Cuaca Ekstrem di Wilayah Indonesia”, Sabtu, 1 Februari 2025.

Beberapa daerah yang terdampak antara lain, Papua, Papua Pegunungan, Papua Selatan, NTB, NTT, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, dan Jambi.

Tak heran, dalam sepekan terakhir tercatat curah hujan sangat lebat hingga ekstrem terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Di antaranya, 229 mm/hari di Kalimantan Timur, 192 mm/hari di Sulawesi Tengah (26 Januari 2025), 154 mm/hari di Kepulauan Riau (27 Januari 2025), dan 264 mm/hari di sekitar wilayah Jabodetabek (28 Januari 2025).

Baca juga: Gerakan Tanah Robohkan Belasan Rumah di Banjarnegara, Waspada Susulan

“Masyarakat yang berada di daerah rawan bencana diimbau untuk lebih waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem. Tetaplah mengikuti informasi terbaru dari BMKG guna memperkuat langkah antisipasi dan meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi,” pesan Dwikorita.

Perhatian untuk Papua

Di sisi lain, BMKG memandang perlu ada antisipasi dan perhatian lebih pada kondisi cuaca di Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan akibat dampak siklon tropis 96P di Teluk Carpentaria, Australia dan belokan angin di utara dan Selatan Papua. Kondisi ini menyebabkan beberapa wilayah di Papua diprediksi akan mengalami peningkatan curah hujan lebat hingga ekstrem.

Kepala Balai Besar BMKG Wilayah V, Yustus Rumakiek menjelaskan wilayah di Papua yang berpotensi mengalami hujan ekstrem pada 2-3 Februari 2025. Pada 2 Februari daerah yang berpotensi adalah Kabupaten Jayapura, Sarmi, Memberamo Raya, Kepulauan Yapen, Biak Numfor, Nabire, Mimika, Puncak, Puncak Jaya, Tolikara, Yalimo, Pegunungan Bintang, Asmat, Mappi, Merauke, Sorong Selatan, Manokwari, Manokwari Selatan, Fakfak, dan Teluk Bintuni.

Baca juga: Cara Mengenali dan Membebaskan dari Rip Current di Pantai

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: bibit siklon tropisBMKGcuaca ekstremgangguan atmosfer

Editor

Next Post
Ilustrasi kaki dan tangan. Foto Anemone123/pixabay.com.

Indonesia Target Bebas Kusta dan Filariasis 2030, Ini Langkah-langkah Eliminasinya

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media