Sabtu, 12 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Gangguan Atmosfer di Selatan Indonesia Awal Februari 2025, Waspada Cuaca Ekstrem

Minggu, 2 Februari 2025
A A
Salah satu dampak cuaca ekstrem berupa banjir di Kabupaten Sumbawa, 30 Januari 2025. Foto BPBD Sumbawa.

Salah satu dampak cuaca ekstrem berupa banjir di Kabupaten Sumbawa, 30 Januari 2025. Foto BPBD Sumbawa.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Berdasarkan analisis terbaru Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) per 1 Februari 2025, terdeteksi ada gangguan atmosfer di selatan Indonesia, khususnya di Samudra Hindia selatan Banten dan selatan Nusa Tenggara Barat (NTB) berupa Bibit Siklon Tropis 90S dan 99S. Kehadiran kedua bibit siklon ini memengaruhi kondisi cuaca di pesisir selatan Jawa, Bali, NTB, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Meskipun pergerakannya terpantau menjauhi Indonesia, keduanya masih berpotensi berkembang menjadi siklon tropis dalam 2-3 hari ke depan. Selain itu, teridentifikasi pula Bibit Siklon Tropis 96P di Teluk Carpentaria, Australia yang berkontribusi terhadap peningkatan potensi cuaca ekstrem di Papua dan Nusa Tenggara Timur.

Sementara itu, sejumlah fenomena atmosfer lainnya diperkirakan tetap berperan dominan dalam dinamika cuaca selama sepekan ke depan. Antara lain, dampak La Niña Lemah, Monsun Asia dan Seruakan Dingin (Cold Surge), aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Atmosfer Kelvin dan Rossby, Labilitas Atmosfer dan Zona Konvergensi.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Rentan Merusak Jalan, Solusi Perkerasan Jalan Ramah Lingkungan

“Kombinasi fenomena-fenomena tersebut dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang pada periode 2 – 7 Januari 2025,” kata Dwikorita dalam konferensi pers bertajuk “Potensi Cuaca Ekstrem di Wilayah Indonesia”, Sabtu, 1 Februari 2025.

Beberapa daerah yang terdampak antara lain, Papua, Papua Pegunungan, Papua Selatan, NTB, NTT, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, dan Jambi.

Tak heran, dalam sepekan terakhir tercatat curah hujan sangat lebat hingga ekstrem terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Di antaranya, 229 mm/hari di Kalimantan Timur, 192 mm/hari di Sulawesi Tengah (26 Januari 2025), 154 mm/hari di Kepulauan Riau (27 Januari 2025), dan 264 mm/hari di sekitar wilayah Jabodetabek (28 Januari 2025).

Baca juga: Gerakan Tanah Robohkan Belasan Rumah di Banjarnegara, Waspada Susulan

“Masyarakat yang berada di daerah rawan bencana diimbau untuk lebih waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem. Tetaplah mengikuti informasi terbaru dari BMKG guna memperkuat langkah antisipasi dan meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi,” pesan Dwikorita.

Perhatian untuk Papua

Di sisi lain, BMKG memandang perlu ada antisipasi dan perhatian lebih pada kondisi cuaca di Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan akibat dampak siklon tropis 96P di Teluk Carpentaria, Australia dan belokan angin di utara dan Selatan Papua. Kondisi ini menyebabkan beberapa wilayah di Papua diprediksi akan mengalami peningkatan curah hujan lebat hingga ekstrem.

Kepala Balai Besar BMKG Wilayah V, Yustus Rumakiek menjelaskan wilayah di Papua yang berpotensi mengalami hujan ekstrem pada 2-3 Februari 2025. Pada 2 Februari daerah yang berpotensi adalah Kabupaten Jayapura, Sarmi, Memberamo Raya, Kepulauan Yapen, Biak Numfor, Nabire, Mimika, Puncak, Puncak Jaya, Tolikara, Yalimo, Pegunungan Bintang, Asmat, Mappi, Merauke, Sorong Selatan, Manokwari, Manokwari Selatan, Fakfak, dan Teluk Bintuni.

Baca juga: Cara Mengenali dan Membebaskan dari Rip Current di Pantai

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: bibit siklon tropisBMKGcuaca ekstremgangguan atmosfer

Editor

Next Post
Ilustrasi kaki dan tangan. Foto Anemone123/pixabay.com.

Indonesia Target Bebas Kusta dan Filariasis 2030, Ini Langkah-langkah Eliminasinya

Discussion about this post

TERKINI

  • WHO Goodwill Ambassador for Leprosy Elimination, Yohei Sasakawa dan Menkes Budi Gunadi Sadikin berkunjung ke Sampang, Madura dalam program eliminasi kusta, 8 Juli 2025. Foto Dok. Kemenkes.Kusta Bukan Penyakit Kutukan, Kusta Bisa Disembuhkan
    In Rehat
    Kamis, 10 Juli 2025
  • Destinasi wisata di Danau Toba, Sumatra Utara. Foto Dok. Kemenpar.Konferensi Internasional Jadi Upaya Geopark Kaldera Toba Raih Kembali Green Card UNESCO
    In Traveling
    Kamis, 10 Juli 2025
  • Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dietriech G Bengen. Foto Dok. Alumni IPB.Dietriech Geoffrey, Merkuri Masuk ke Perairan Lewat Limbah Industri hingga Keramba Jaring Apung
    In Sosok
    Rabu, 9 Juli 2025
  • Suasana konferensi pers soal gugatan SLAPP terhadap dua Guru Besar IPB University oleh PT KLM di YLBHI, 8 Juli 2025. Foto YLBHI.Bambang Hero dan Basuki Wasis Tak Gentar Hadapi Gugatan SLAPP Perusak Lingkungan di Pengadilan Cibinong
    In News
    Rabu, 9 Juli 2025
  • Pertemuan International Leprosy Congress (ILC) di Nusa Dua, Bali pada 7 Juli 2025. Foto Dok. Kemenkes.Menteri Kesehatan Janjikan Nol Kusta, Nol Disabilitas, Nol Stigma
    In News
    Selasa, 8 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media