Sementara pada 3 Februari 2025, potensi hujan ekstrem di Papua terjadi di Kabupaten Sarmi, Biak Numfor, Waropen, Nabire, Puncak, Mimika, Yahukimo, Asmat, Mappi, Boven Digoel, Merauke, Sorong Selatan, Manokwari, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni, dan Teluk Wondarma.
Potensi gelombang tinggi dan longsor
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto juga mengingatkan potensi gelombang tinggi dampak adanya bibit siklon tropis berkisar antara 2.5 m-4.0 m diprediksi terjadi di Samudera Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Samudera Hindia selatan Banten hingga NTT, Laut Sawu, Perairan Kupang – Pulau Rote, Laut Maluku, Laut Halmahera, Perairan utara Papua Barat Daya hingga Papua, Samudra Pasifik Utara Halmahera hingga Papua.
“Karena usaha mitigasi bencana hidrometeorologi yang sesungguhnya adalah mengenali perkembangan cuaca dan lingkungan di sekitar tempat tinggal kita,” ujar dia.
Baca juga: Kritik Izin Tambang untuk Kampus, DPR Janjikan Tampung Aspirasi Publik
Berdasarkan hasil analisis BMKG, Dwikorita meminta pemerintah daerah, pihak terkait dan masyarakat untuk siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
Adapun tindakan yang perlu dilakukan untuk antisipasi longsor ialah, pertama, menghindari berada di kawasan rawan tanah longsor mulai saat hujan, tidak mengganggu/melakukan penggalian pada lereng-lereng di kawasan rawan tanah longsor.
Kedua, mewaspadai apabila terjadi tanda-tanda lereng akan longsor, segera menghindar dari lereng dan melapor ke aparat yang berwenang untuk segera dilakukan pengamanan lokasi.
Baca juga: Walhi Gelar Fellowship Jurnalis tentang Krisis Lingkungan di Pesisir Jawa Tengah
Ketiga, masyarakat secara berkala harus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
“BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada dan terus memantau perkembangan informasi cuaca terbaru sebagai langkah antisipasi terhadap potensi dampak yang mungkin terjadi,” imbuh Dwikorita. [WLC02]
Sumber: BMKG
Discussion about this post