Wanaloka.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meresmikan Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya BMKG di Badung, Bali, Sabtu, 14 Juni 2025. Secara teknis, gedung ini akan mengambil alih peran pusat jika sistem utama di Jakarta mengalami gangguan operasional.
Selain untuk melayani wilayah Indonesia, fasilitas ini juga akan menjadi sumber penyebaran informasi peringatan dini kepada 28 negara anggota Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS), menjadikan Indonesia sebagai simpul penting dalam jaringan mitigasi bencana regional kawasan Asia-Pasifik.
Gedung ini dilengkapi Command Center, sistem komunikasi kebencanaan, pusat data dan informasi, serta fasilitas operasional yang beroperasi 24 jam penuh setiap hari. Bangunan dirancang tahan gempa dengan teknologi Lead Rubber Bearing (LRB) produksi dalam negeri. Juga mengusung nilai-nilai kearifan lokal Bali melalui arsitektur yang terinspirasi dari filosofi Udeng, yakni simbol keharmonisan dan keseimbangan antara manusia dan alam.
Baca juga: Pro Kontra Isu Tambang Nikel, Kemenpar Sebut Raja Ampat Aman Dikunjungi
Pembangunan Gedung Backup ini juga tidak lepas dari pengalaman atas kejadian bencana masa lalu, seperti gempa Palu 2018 yang mengajarkan pentingnya kesiapan dan keberlanjutan program mitigasi. Gedung ini merupakan respons nyata atas kebutuhan mendesak akan pusat komando bencana yang modern dan terintegrasi.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, secara langsung meresmikan operasional gedung tersebut yang merupakan bagian dari implementasi Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP). Ini adalah program strategis yang didukung Bank Dunia untuk memperkuat sistem ketahanan bencana nasional berbasis teknologi dan ilmu pengetahuan.
Dwikorita menjelasakan, kehadiran gedung ini bukan sekadar infrastruktur, namun menjadi simbol kesiapsiagaan bangsa menghadapi bencana. Ini adalah bagian dari komitmen BMKG untuk terus berinovasi, memperkuat sistem peringatan dini, dan menyelamatkan nyawa manusia.
Baca juga: Komnas HAM Menduga Kuat Ada Pelanggaran HAM Aktivitas Pertambangan di Raja Ampat
“Program IDRIP ini merupakan respons atas kebutuhan mendesak terhadap pusat komando bencana yang tangguh dan terintegrasi. Dan Bali, dengan kesiapan infrastruktur, masyarakat, dan komitmen pemerintah daerahnya, kami tetapkan sebagai pusat backup nasional,” jelas Dwikorita.
Peresmian ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat sistem ketahanan bencana nasional, khususnya sebagai pusat cadangan sistem peringatan dini tsunami dan informasi gempa bumi nasional yang selama ini terpusat di Jakarta.
Discussion about this post