“Jangan melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi dan sektoral 8 kilometer arah Barat Daya – Barat Laut,” imbau Wafid.
Selain mewaspadai potensi banjir lahar hujan di sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi, masyarakat juga diminta memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
Untuk mengantisipasi adanya korban dari erupsi yang terus terjadi, pemerintah bersama lembaga terkait melakukan buka tutup di pintu-pintu masuk dan keluar yang mengarah ke zona bahaya, menyesuaikan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Lagi, BNPB Desak Percepatan Relokasi
“Buka tutup jalan, ketika gunung aktif. Dibantu Satgas dari TNI Polri dibawah kendali BNPB,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto di pengungsian.
BNPB dan pemerintah daerah akan menggandeng sejumlah pihak untuk turut mempercepat penanganan darurat di Nusa Tenggara Timur, antara lain membuat hunian sementara bagi warga yang rumahnya hancur dan direlokasi.
“Ada rencana (membangun) hunian sementara, untuk menyambung hidup sampai rumahnya jadi. Karena proses persiapan dan perencanaan (relokasi) butuh waktu. Semoga bisa kami bangun cepat,” kata Suharyanto.
Baca Juga: Warga Direlokasi Lebih 7 Kilometer dari Puncak Gunung Lewotobi Laki-laki
Pemerintah akan memberikan dukungan pendanaan bagi warga terdampak sampai rumah yang dibangun pemerintah selesai.
“Sambil nunggu rumahnya jadi, anda boleh pilih mau numpang saudara atau mau tidur di tenda (pengungsian) juga silahkan. Nanti dapat dana tunggu hunian Rp500 ribu per bulan per kepala keluarga,” imbuh dia. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM, BNPB
Discussion about this post