Dalam upaya relokasi ini, Suharyanto menekankan yang dipindahkan adalah tempat tinggal masyarakat. Namun aset warga, seperti lahan peternakan dan pertanian di wilayah terdampak kurang dari 7 km tetap milik warga, sehingga masih dapat diolah warga. Bahasan ini akan menjadi materi pada rapat tingkat menteri mendatang.
Baca Juga: BMKG Prediksi Sepanjang 2025 Tidak Ada Anomali Iklim
“Ke depan, yang tidak boleh adalah masyarakat mendirikan lagi tempat tinggal di sana. Untuk kegiatan berkebun atau peternakan, masyarakat diimbau selalu meng-update informasi kondisi gunung dari PVMBG,” kata Suharyanto.
Hingga hari ke-4 pascaerupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tercatat sebanyak 5.816 jiwa mengungsi. Sebaran pengungsi antara lain di Kecamatan Wulanggitang, Titehena, Ile Bura, Demon Pagung, Larantuka, Ile Mandiri, Adonara Timur, dan Sikka.
Aktivitas Gunung Dukono dan Marapi meningkat
Selain Gunung Lewotobi Laki-Laki, aktivitas vulkanik lainnya juga tercatat di Gunung Dukono di Halmahera, Maluku Utara, Kamis,7 November 2024 pukul 05.49 WIT. Kolom abu teramati setinggi 800 meter di atas puncak atau sekitar 1.887 meter di atas permukaan laut dengan intensitas tebal berwarna putih hingga kelabu, condong ke arah selatan. Aktivitas ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 54,51 detik.
Baca Juga: Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Sempat Terhenti 1 November, Diduga Tersumbat
Di Sumatera Barat, status Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar meningkat dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) sejak 6 November 2024 pukul 15.00 WIB. PVMBG meminta masyarakat, pendaki, dan wisatawan tidak memasuki wilayah dalam radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek).
“Rangkaian erupsi secara tidak kontinu terus terjadi akibat fluktuasi pasokan fluida dari kedalaman tubuh Gunung Marapi. Fluktuasi ini terlihat dari tinggi kolom abu erupsi maupun aktivitas kegempaan,” ungkap Wafid.
Dari pengamatan visual, aktivitas erupsi semakin intensif, dengan kolom abu setinggi 2.000 meter pada 27 Oktober 2024 dan 1.500 meter pada 6 November 2024 pukul 05.44 WIB.
Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, 10 Tewas dan Rumah Warga Terbakar
Kenaikan aktivitas ini juga terpantau dari peningkatan gempa vulkanik dalam (VA) sejak 7 Oktober 2024 yang mengindikasikan pasokan fluida dari kedalaman.
“Deformasi inflasi di puncak gunung serta variasi kecepatan seismik menunjukkan adanya tekanan yang meningkat pada tubuh gunung,” jelas Wafid.
Badan Geologi menyimpulkan bahwa aktivitas Gunung Marapi sedang mengalami peningkatan. Erupsi dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan energi yang terkumpul. Jika pasokan fluida terus meningkat, intensitas erupsi juga bisa semakin tinggi.
Baca Juga: Potensi Kriminalisasi Warga di Morowali Tinggi Demi Hilirisasi Mineral
Wafid juga mengingatkan masyarakat yang bermukim di dekat lembah atau sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk mewaspadai potensi bahaya lahar, terutama selama musim hujan.
“Seluruh pihak diimbau untuk menjaga suasana kondusif, tidak menyebarkan berita bohong, dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah,” pungkas Wafid yang akan terus memantau dan mengevaluasi aktivitas gunung secara berkala. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM, BNPB
Discussion about this post