Wanaloka.com – Berdasarkan analisis berbasis perhitungan fisis dan pemodelan Kecerdasan Buatan/Artificial Intelligence (AI), kondisi iklim di sebagian besar wilayah Indonesia sepanjang tahun 2026 diprediksi bersifat Normal.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Teuku Faisal Fathani menjelaskan, hasil pengamatan pada November 2025, suhu permukaan laut di Samudra Pasifik menunjukkan fenomena La Nina lemah dengan nilai indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) sebesar -0,77. Kondisi tersebut diprediksi berlanjut hingga Maret 2026.
Kemudian, ENSO menuju fase Netral pada periode Maret–April dan kondisi Netral diprediksi berlanjut hingga akhir tahun 2026.
Sementara di Samudera Hindia, data suhu permukaan laut menunjukkan masih aktifnya fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) negatif dengan indeks bulanan sebesar -0,83. Fenomena IOD diprediksi akan berada pada fase netral sepanjang tahun 2026.
Baca juga: Pengadilan Swiss Terima Gugatan Iklim Nelayan Indonesia Atas Holcim
Untuk tahun 2026, secara umum 94,7 persen wilayah Indonesia diprediksi mengalami curah hujan tahunan dengan kategori sifat hujan Normal, dengan curah hujan berkisar antara 1.500-4.000 mm/tahun. Sedangkan sebagian kecil (5,1 persen) wilayah lainnya diprediksi mengalami curah hujan tahunan dengan kategori Atas Normal.
“Suhu udara rata-rata tahunan pada 2026 mendatang diprediksi berkisar antara 25—29 °C,” kata Faisal pada Konferensi Pers Climate Outlook 2026 di Gedung D Command Center MHEWS BMKG, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Desember 2025.
Wilayah yang diprediksi mengalami suhu udara tahunan lebih dari 28 °C antara lain sebagian Sumatra bagian selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Tengah, pesisir utara Jawa, dan sebagian Papua Selatan.
Sementara di wilayah dataran tinggi, seperti di Bukit Barisan Sumatra, Pegunungan Latimojong Sulawesi, dan Pegunungan Jaya Wijaya Papua diprediksi memiliki suhu udara tahunan yang lebih rendah pada kisaran 19-22 °C.
Baca juga: Waspada Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Akibat Siklon Tropis Grant
“Secara bulanan, anomali suhu udara di Indonesia pada tahun2026 berkisar antara -0,5 — +0,3 °C dengan anomali terendah diprediksi terjadi pada Mei dan anomali tertinggi terjadi pada Juli 2026,” jelas dia.
Waspada banjir dan karhutla
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menambahkan, iklim normal tahun 2026 berpotensi menjaga kualitas udara secara umum tetap baik berkat curah hujan yang cukup untuk mendukung pencucian alami atmosfer melalui proses deposisi basah.
Namun, antisipasi terhadap penurunan kualitas udara saat kemarau akibat kabut asap maupun aktivitas industri tetap diperlukan melalui langkah mitigasi. Meliputi pengawasan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), peningkatan program pembasahan gambut (rewetting), serta pengendalian emisi transportasi dan industri.






Discussion about this post