“Secara fisik sulit untuk merasakan efek dari posisi Aphelion dan Perihelion, mengingat penyimpangan intensitas energi matahari yang sampai ke bumi dibanding dengan rata-rata tahunan hanya berkisar 3.5 persen saja,” imbuh Husin.
Baca Juga: Muhammad Buce Saleh: Luas Tutupan Hutan Terus Menurun Sejak 1990-2020
Aphelion dan Perihelion merupakan dinamika rutin alam yang terkait dengan orbit bumi yang berbentuk eliptik. Sehingga tidak perlu diposisikan sebagai sebuah fenomena yang berdampak negatif bagi kesehatan yang dapat dimunculkan pada dinamika cuaca. Kedua posisi istimewa bumi tersebut secara praktis berdampak relatif kecil dibanding dengan kondisi rata-rata, sehingga kecil peluangnya untuk menimbulkan kondisi perubahan cuaca yang ekstrim.
“Menghindari hoaks terkait fenomena alam yang dikaitkan dengan kondisi buruk tertentu perlu dilakukan dengan mengupayakan sikap kritis dan skeptis. Dan bersandar pada sains yang benar dan bukan pada pseudo-sains,” kata Husin. [WLC02]
Sumber: ipb.ac.id, 24 Februari 2022
Discussion about this post